Sukabumi (Antara Bali) - Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang berpusat di 31 kilometer barat daya Kabupaten Bogor dan getarannya dirasakan sampai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Sukabumi diduga akibat peningkatan aktivitas Kawah Ratu.

"Kami menduga adanya peningkatan aktivitas di Kawah Ratu. Tetapi kami belum meneliti sejauh mana peningkatan aktivitas tersebut," kata Kepala Taman Nasional Gunung Halimun Salak Sukabumi (TNGHS) Agus Priambudi, Minggu.

Menurut Agus, Gunung Salak memang salah satu gunung berapi yang masih aktif dan hal itu bisa dilihat dari aktivitas Kawah Ratu. Maka dari itu, pihaknya meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Kawah Ratu dan terus memantau setiap perkembangan pada objek wisata bagi para pendaki tersebut.

Dalam kondisi normal, katanya, Kawah Ratu kerap mengeluarkan kepulan asap beracun yang bersumber dari lava kawah tersebut. Maka dari itu, pihaknya melarang keras saat ini ada pendakian menuju Kawah Ratu dan ditutup sampai 1 Oktober 2012.

"Pada saat kejadian gempa, untungnya aktivitas pendakian menuju Gunung Salak dan Halimun ditutup khususnya menuju Kawah Ratu, sehingga tidak menyebabkan adanya korban jiwa. Kawah Ratu merupakan kawah yang paling aktif dan kerap mengeluarkan kepulan asap beracun. Kami melarang sementara warga maupun siapapun mendekat Kawah Ratu," katanya.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012