Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Achmad Hafisz Tohir mengatakan Indonesia menawarkan empat poin pembahasan dalam Inter-Parliamentary Union (IPU) atau kongres antarparlemen dunia ke-144 di Bali.
"Empat poin itu merupakan penjabaran dari tema besar IPU yakni perubahan iklim," kata Hafisz dalam diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis.
Dia menyebutkan empat poin yang ditawarkan tersebut ialah pertama, kenaikan pemanasan global 2 derajat celsius yang mendorong upaya menjaga kenaikan di bawah 1 derajat celsius.
Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi terhadap efek perubahan iklim. Ketiga, menjaga alur pendanaan agar sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang mendukung penurunan emisi karbon.
Baca juga: Ketua DPR pastikan kesiapan pelaksanaan IPU di Nusa Dua-Bali (video)
Keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global.
"Empat isu itu yang akan dibahas, dan akan terus berkembang," tambahnya.
Poin pembahasan yang ditawarkan Indonesia itu juga merupakan penjabaran dari empat agenda utama IPU, yakni pandemi COVID-19, tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), hak asasi manusia (HAM), serta perdamaian dan keamanan dunia.
Dia mengatakan semua negara boleh menyampaikan isu sensitif dalam forum tersebut. Selanjutnya, DPR akan menentukan isu mana yang akan menjadi pembahasan utama dan sebagai rekomendasi di akhir masa persidangan.
Indonesia menjadi tuan rumah IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022, dengan mengusung tema Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change. Sebelumnya IPU ke-143 digelar di Madrid, Spanyol, dengan dihadiri 1.200 orang yang terdiri atas 179 negara atau pimpinan parlemen bersama delegasinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Empat poin itu merupakan penjabaran dari tema besar IPU yakni perubahan iklim," kata Hafisz dalam diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis.
Dia menyebutkan empat poin yang ditawarkan tersebut ialah pertama, kenaikan pemanasan global 2 derajat celsius yang mendorong upaya menjaga kenaikan di bawah 1 derajat celsius.
Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi terhadap efek perubahan iklim. Ketiga, menjaga alur pendanaan agar sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang mendukung penurunan emisi karbon.
Baca juga: Ketua DPR pastikan kesiapan pelaksanaan IPU di Nusa Dua-Bali (video)
Keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global.
"Empat isu itu yang akan dibahas, dan akan terus berkembang," tambahnya.
Poin pembahasan yang ditawarkan Indonesia itu juga merupakan penjabaran dari empat agenda utama IPU, yakni pandemi COVID-19, tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), hak asasi manusia (HAM), serta perdamaian dan keamanan dunia.
Dia mengatakan semua negara boleh menyampaikan isu sensitif dalam forum tersebut. Selanjutnya, DPR akan menentukan isu mana yang akan menjadi pembahasan utama dan sebagai rekomendasi di akhir masa persidangan.
Indonesia menjadi tuan rumah IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022, dengan mengusung tema Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change. Sebelumnya IPU ke-143 digelar di Madrid, Spanyol, dengan dihadiri 1.200 orang yang terdiri atas 179 negara atau pimpinan parlemen bersama delegasinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022