Negara (Antara Bali) - Meskipun sudah berjalan sekitar 3 tahun, hingga saat ini belum ditemukan obat yang ampuh untuk membasmi penyakit kakao yang menyebabkan petani di Kabupaten Jembrana gagal panen.

"Kami sedang berupaya melakukan perbaikan terhadap budidaya kakao, seperti melalui peremajaan tanaman dan pembasmian hama secara serentak," kata Kadis Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan Jembrana, Ketut Wiratma di Negara, Senin.

Sementara pantauan di kalangan petani, penyakit yang menyerang kakao ini membuat mereka nyaris tidak bisa panen.

"Dulu dalam satu bulan saya bisa mendapatkan rata-rata 50 kilogram kakao kering, kini paling banyak hanya lima kilogram," kata Ketut Dwi Antara, salah seorang petani.

Dwi mengaku, berbagai cara sudah ia lakukan agar hasil panennya membaik, seperti dengan melakukan peremajaan dari bibit bantuan pemerintah, namun semuanya sia-sia.

"Bibit bantuan itu banyak yang mati, sekarang saya coba untuk mencari bibit sendiri mudah-mudahan berhasil," ujarnya.(GBI/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012