Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih mendukung ekspansi bisnis pusat data PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Gde memberikan apresiasi kepada Telkom Indonesia yang telah bertransformasi menjadi digital telco company, dengan salah satu domain bisnis utamanya adalah menyiapkan ekspansi bisnis di bidang pusat data atau data center.
“Kesempatan itu dimiliki Indonesia, karena pemakaian listrik yang sangat besar. Sementara, kita banyak sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT), dari panas bumi, air, matahari. Indonesia menjadi salah satu tempat berkembangnya bisnis data center, selain kita berada penduduk cukup besar di Indonesia ini, kita tahu pengguna smartphone paling besar di Asia adalah Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Erick Thohir dukung Telkom lewat Mitratel untuk percepatan Indonesia Digital
Kehadiran HyperScale Data Center (HDC) yang menjadi salah satu pusat data berkapasitas terbesar di Indonesia sejalan dengan program pemerintah mewujudkan Making Indonesia 4.0. Apalagi, potensi pasar data center di Indonesia sangat menarik bagi investasi, sehingga harus dimulai dari sekarang untuk memanfaatkan secara maksimal pertumbuhan pasar pusat data.
Tingginya potensi bisnis data center di Indonesia didukung oleh kondisi demografi Indonesia yang mana Indonesia memiliki pasar internet dan penggunaan smartphone aktif terbesar di Asia Tenggara.
"Karena itu, jangan sampai kita ketinggalan, data center yang diprakarsai oleh Telkomsel ini sekarang pemainnya lumayan banyak. Saya mengimbau juga perusahaan-perusahaan dalam negeri menggunakan data center Telkom," kata Gde.
Baca juga: Telkom kembali masuk Brand Finance Global 500
Lebih lanjut, dia mengatakan diperlukan kebijakan afirmatif untuk mendorong pemanfaatan pusat data Telkom untuk perusahaan nasional dan BUMN dalam rangka memastikan kedaulatan data. Tak hanya itu, ke depannya diharapkan pelaku usaha asing, khususnya layanan over the top (OTT) dapat menempatkan datanya di Indonesia.
"Kita akan dorong kebijakan dari segi aturan-aturan sehingga Telkom menjadi hub atau pusat data center di Indonesia. Sekarang market 40 persen saya harap ke depannya lebih dari 40 persen. Sebab, kita sudah mempunyai infrastruktur yang lebih, dari backbone fiber optik dan sebaran dari data center itu juga," kata Gde.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Gde memberikan apresiasi kepada Telkom Indonesia yang telah bertransformasi menjadi digital telco company, dengan salah satu domain bisnis utamanya adalah menyiapkan ekspansi bisnis di bidang pusat data atau data center.
“Kesempatan itu dimiliki Indonesia, karena pemakaian listrik yang sangat besar. Sementara, kita banyak sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT), dari panas bumi, air, matahari. Indonesia menjadi salah satu tempat berkembangnya bisnis data center, selain kita berada penduduk cukup besar di Indonesia ini, kita tahu pengguna smartphone paling besar di Asia adalah Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Erick Thohir dukung Telkom lewat Mitratel untuk percepatan Indonesia Digital
Kehadiran HyperScale Data Center (HDC) yang menjadi salah satu pusat data berkapasitas terbesar di Indonesia sejalan dengan program pemerintah mewujudkan Making Indonesia 4.0. Apalagi, potensi pasar data center di Indonesia sangat menarik bagi investasi, sehingga harus dimulai dari sekarang untuk memanfaatkan secara maksimal pertumbuhan pasar pusat data.
Tingginya potensi bisnis data center di Indonesia didukung oleh kondisi demografi Indonesia yang mana Indonesia memiliki pasar internet dan penggunaan smartphone aktif terbesar di Asia Tenggara.
"Karena itu, jangan sampai kita ketinggalan, data center yang diprakarsai oleh Telkomsel ini sekarang pemainnya lumayan banyak. Saya mengimbau juga perusahaan-perusahaan dalam negeri menggunakan data center Telkom," kata Gde.
Baca juga: Telkom kembali masuk Brand Finance Global 500
Lebih lanjut, dia mengatakan diperlukan kebijakan afirmatif untuk mendorong pemanfaatan pusat data Telkom untuk perusahaan nasional dan BUMN dalam rangka memastikan kedaulatan data. Tak hanya itu, ke depannya diharapkan pelaku usaha asing, khususnya layanan over the top (OTT) dapat menempatkan datanya di Indonesia.
"Kita akan dorong kebijakan dari segi aturan-aturan sehingga Telkom menjadi hub atau pusat data center di Indonesia. Sekarang market 40 persen saya harap ke depannya lebih dari 40 persen. Sebab, kita sudah mempunyai infrastruktur yang lebih, dari backbone fiber optik dan sebaran dari data center itu juga," kata Gde.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022