Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan penanganan setelah adanya bencana berupa awas panas guguran Gunung Semeru kini memasuki masa transisi dari darurat ke pemulihan.
“Perpanjangan masa tanggap darurat telah berakhir pada 24 Desember 2021 dan berlanjut pada fase transisi menuju pemulihan,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis BNPB yang diterima di Jakarta, Minggu.
Abdul menuturkan salah satu prioritas pada fase ini adalah melakukan percepatan relokasi warga ke hunian sementara (huntara).
Baca juga: Gunung Semeru kembali luncurkan APG 4,5 km
Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Erupsi Semeru per Sabtu (25/12) pukul 18.00 WIB, tercatat total rumah rusak mencapai 1.027 unit.
Rumah rusak tersebut tersebar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan rincian rusak berat 505 unit. Sedangkan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat ada sebanyak 85 unit dan rusak sedang 437 unit.
Sementara untuk total warga mengungsi pada Sabtu (25/12), terdapat sebanyak 9.417 jiwa yang tersebar di 402 titik.
Dengan konsentrasi pengungsian terpusat terdapat di tiga kecamatan yaitu di Pasirian ada 15 titik pengungsian dengan 1.657 jiwa di dalamya, Candipuro 22 titik dengan 3.897 jiwa dan Pronojiwo tujuh titik dengan jumlah pengungsi 1.136 jiwa.
Sedangkan pengungsian di luar Kabupaten Lumajang di Kabupaten Malang ada sembilan titik dengan 341 jiwa, Probolinggo satu titik dengan 11 jiwa, Blitar satu titik pengungsian dengan tiga jiwa pengungsi dan Jember tiga titik dengan total pengungsi 13 jiwa.
Baca juga: Aktivitas Gunung Semeru masih didominasi gempa guguran dan gempa erupsi
Melihat jumlah pengungsi yang tersebar, Abdul menegaskan pemerintah daerah terus melakukan persiapan relokasi huntara warga terdampak.
Hal tersebut dapat terlihat dari adanya posko yang menginformasikan dinas terkait membersihkan lahan area lokasi yang telah mendapatkan izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pembersihan lahan juga masih berlangsung di Desa Sumbermujur.
“Selain itu, pemerintah daerah mengerahkan alat berat untuk pelebaran jalan dan pengaspalan. Hal ini untuk mempermudah aktivitas warga nantinya,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021