Denpasar (Antara Bali) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Benoa pada semester pertama mengalami pencapaian yang cukup pesat, di antaranya pelayanan kapal pesiar.
General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa Iwan Sabatini di Denpasar, Selasa mengatakan, pada semester pertama pelayanan kapal pesiar mencapai 25 unit dengan penumpang 26.800 wisatawan mancanegara.
"Secara keseluruhan kunjungan kapal termasuk domestik dan barang tercatat 3.362 unit yaitu 14 persen dibawah target secara gros ton (GT) mencapai 2.789.505 GT atau kenaikan 23 persen dari target," katanya.
Ini artinya, kata dia, secara unit kapal menurun tetapi volume GT meningkat atau ukuran dimensi kapal makin besar meningkat.
Dikatakan, untuk arus barang terealisasikan 83.789 ton atau dibawah target 16 persen dalam satuan ton. Hal itu dimungkinkan makin banyaknya barang-barang yang lewat darat meningkat, sehingga angkutan barang melalui laut turun.
Menurut Iwan, hal itu perlu dicermati, bila margin angkutan laut makin menurun maka kapal tak sanggup memuat dengan barang volume sedikit dan tentu mengalami kerugian, terlebih BBM kapal laut adalah non-subsidi.
Ia menjelaskan, petikemas terealisasi hanya 8.487 bok atau 30 persen dibawah target, sebab banyak barang dan petikemas menggunakan trailer yang makin memenuhi jalan raya utamanya dari Gilimanuk ke Denpasar dan kota-kota di Bali.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa Iwan Sabatini di Denpasar, Selasa mengatakan, pada semester pertama pelayanan kapal pesiar mencapai 25 unit dengan penumpang 26.800 wisatawan mancanegara.
"Secara keseluruhan kunjungan kapal termasuk domestik dan barang tercatat 3.362 unit yaitu 14 persen dibawah target secara gros ton (GT) mencapai 2.789.505 GT atau kenaikan 23 persen dari target," katanya.
Ini artinya, kata dia, secara unit kapal menurun tetapi volume GT meningkat atau ukuran dimensi kapal makin besar meningkat.
Dikatakan, untuk arus barang terealisasikan 83.789 ton atau dibawah target 16 persen dalam satuan ton. Hal itu dimungkinkan makin banyaknya barang-barang yang lewat darat meningkat, sehingga angkutan barang melalui laut turun.
Menurut Iwan, hal itu perlu dicermati, bila margin angkutan laut makin menurun maka kapal tak sanggup memuat dengan barang volume sedikit dan tentu mengalami kerugian, terlebih BBM kapal laut adalah non-subsidi.
Ia menjelaskan, petikemas terealisasi hanya 8.487 bok atau 30 persen dibawah target, sebab banyak barang dan petikemas menggunakan trailer yang makin memenuhi jalan raya utamanya dari Gilimanuk ke Denpasar dan kota-kota di Bali.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012