Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyambut kedatangan Ni Nengah Widiasih, atlet angkat besi putri peraih medali perak pada ajang Paralimpiade Tokyo 2020, yang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi kita karena salah satu putri terbaik kita kembali setelah mengikuti Paralimpiade Tokyo dengan membawa prestasi luar biasa," kata Tjokorda Oka Artha di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Sabtu.
Turun di kelas 41 kilogram, atlet kelahiran Karangasem, 12 Desember 1992 itu mengharumkan nama Indonesia berkat angkatan terbaik 98 kilogram pada babak final yang berlangsung pada Kamis (26/8).
Medali perak yang dipersembahkan Widiasih menjadi medali pertama bagi kontingen Indonesia dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
"Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Bali, saya menyampaikan selamat dan apresiasi atas prestasi membanggakan yang diraih oleh Nengah Widiasih di ajang olahraga dunia tersebut," ucap Tjokorda Oka Artha.
Baca juga: Profil - Ni Nengah Widiasih si perempuan tangguh pada Paralimpiade
Menurut dia, yang diraih oleh Widiasih tak hanya mengangkat nama Bali, namun juga mengharumkan nama Indonesia.
Terkait prestasi yang diraih, secara khusus ia menyampaikan terima kasih atas dukungan orang tua dan pelatih karena memberi kesempatan bagi Widiasih untuk mengasah bakat serta kemampuan yang ia miliki.
Guru Besar ISI Denpasar ini juga menyemangati Widiasih agar terus berlatih untuk meningkatkan prestasinya pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya.
"Apa yang diraih Widiasih bisa menjadi motivasi bagi yang lain. Dari Widiasih, kita belajar tentang semangat. Jika bakat yang ada dalam diri sungguh-sungguh diasah, saya yakin kita semua bisa mengukir prestasi di bidang masing-masing," tutur Tjokorda Oka Artha.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan, Pemprov Bali memberi bonus sebesar Rp50 juta kepada atlet angkat besi berusia 28 tahun itu.
Menurut dia, yang diberikan pemerintah itu memang belum sebanding dengan perjuangan Widiasih dalam mengharumkan nama bangsa. Namun ia berharap hal ini bisa dimaklumi karena situasi prihatin yang saat ini dihadapi pemerintah dan masyarakat.
"Dibandingkan dengan prestasi yang dicapai, jumlah yang bisa kami berikan memang tak seberapa. Tetapi kita berharap ini bisa menjadi penambah kebahagiaan," ungkap Tjokorda Oka Artha.
Baca juga: Indonesia kirim 28 atlet ke Olimpiade 2020 di Tokyo
Sementara itu, Widiasih menyampaikan terima kasih atas besarnya perhatian yang ditunjukkan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat. Secara khusus, ia memberikan apresiasi kepada insan pers Indonesia yang terus mengikuti perjuangannya bersama atlet-atlet lainya di ajang Paralimpiade Tokyo.
"Mulai dari pelatnas hingga pertandingan di Tokyo, rekan-rekan media Indonesia terus mengabarkan perjuangan kami. Sehingga atlet paralimpiade menjadi dikenal luas oleh masyarakat Indonesia," papar Widiasih.
Setelah Paralimpiade, ia mengaku tak punya banyak waktu untuk beristirahat dan berkumpul lama-lama dengan keluarga karena harus mempersiapkan diri mengikuti World Championship di Georgia pada November mendatang.
Widiasih mengungkapkan kejuaraan tersebut merupakan kualifikasi pertama untuk Paralimpiade Paris 2024. Dengan memohon dukungan dan doa dari masyarakat Indonasia, khususnya Bali, ia menargetkan bisa meningkatkan prestasinya di Paralimpiade Paris.
Sementara itu, Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Bali I Komang Dharma Wijaya menyampaikan rasa bangga atas capaian yang diraih salah satu atletnya. Senada dengan Widiasih, ia pun berharap prestasi itu ke depannya bisa terus ditingkatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi kita karena salah satu putri terbaik kita kembali setelah mengikuti Paralimpiade Tokyo dengan membawa prestasi luar biasa," kata Tjokorda Oka Artha di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Sabtu.
Turun di kelas 41 kilogram, atlet kelahiran Karangasem, 12 Desember 1992 itu mengharumkan nama Indonesia berkat angkatan terbaik 98 kilogram pada babak final yang berlangsung pada Kamis (26/8).
Medali perak yang dipersembahkan Widiasih menjadi medali pertama bagi kontingen Indonesia dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
"Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Bali, saya menyampaikan selamat dan apresiasi atas prestasi membanggakan yang diraih oleh Nengah Widiasih di ajang olahraga dunia tersebut," ucap Tjokorda Oka Artha.
Baca juga: Profil - Ni Nengah Widiasih si perempuan tangguh pada Paralimpiade
Menurut dia, yang diraih oleh Widiasih tak hanya mengangkat nama Bali, namun juga mengharumkan nama Indonesia.
Terkait prestasi yang diraih, secara khusus ia menyampaikan terima kasih atas dukungan orang tua dan pelatih karena memberi kesempatan bagi Widiasih untuk mengasah bakat serta kemampuan yang ia miliki.
Guru Besar ISI Denpasar ini juga menyemangati Widiasih agar terus berlatih untuk meningkatkan prestasinya pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya.
"Apa yang diraih Widiasih bisa menjadi motivasi bagi yang lain. Dari Widiasih, kita belajar tentang semangat. Jika bakat yang ada dalam diri sungguh-sungguh diasah, saya yakin kita semua bisa mengukir prestasi di bidang masing-masing," tutur Tjokorda Oka Artha.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan, Pemprov Bali memberi bonus sebesar Rp50 juta kepada atlet angkat besi berusia 28 tahun itu.
Menurut dia, yang diberikan pemerintah itu memang belum sebanding dengan perjuangan Widiasih dalam mengharumkan nama bangsa. Namun ia berharap hal ini bisa dimaklumi karena situasi prihatin yang saat ini dihadapi pemerintah dan masyarakat.
"Dibandingkan dengan prestasi yang dicapai, jumlah yang bisa kami berikan memang tak seberapa. Tetapi kita berharap ini bisa menjadi penambah kebahagiaan," ungkap Tjokorda Oka Artha.
Baca juga: Indonesia kirim 28 atlet ke Olimpiade 2020 di Tokyo
Sementara itu, Widiasih menyampaikan terima kasih atas besarnya perhatian yang ditunjukkan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat. Secara khusus, ia memberikan apresiasi kepada insan pers Indonesia yang terus mengikuti perjuangannya bersama atlet-atlet lainya di ajang Paralimpiade Tokyo.
"Mulai dari pelatnas hingga pertandingan di Tokyo, rekan-rekan media Indonesia terus mengabarkan perjuangan kami. Sehingga atlet paralimpiade menjadi dikenal luas oleh masyarakat Indonesia," papar Widiasih.
Setelah Paralimpiade, ia mengaku tak punya banyak waktu untuk beristirahat dan berkumpul lama-lama dengan keluarga karena harus mempersiapkan diri mengikuti World Championship di Georgia pada November mendatang.
Widiasih mengungkapkan kejuaraan tersebut merupakan kualifikasi pertama untuk Paralimpiade Paris 2024. Dengan memohon dukungan dan doa dari masyarakat Indonasia, khususnya Bali, ia menargetkan bisa meningkatkan prestasinya di Paralimpiade Paris.
Sementara itu, Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Bali I Komang Dharma Wijaya menyampaikan rasa bangga atas capaian yang diraih salah satu atletnya. Senada dengan Widiasih, ia pun berharap prestasi itu ke depannya bisa terus ditingkatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021