Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter (2,5 km) ke arah barat daya pada Rabu (1/9).

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 10.13 WIB dengan tinggi kolom 600 meter arah ke barat.
 

"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 195 detik," kata dia.

Ia menjelaskan pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, gunung api aktif itu juga mengeluarkan guguran lava pijar lima kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya.

Selain itu, gunung itu juga tercatat mengalami 45 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-18 mm selama 20-119 detik, 40 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm selama 8.8-13.24 detik, tujuh gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 3-4 mm dengan durasi 8.72-9.56 detik.

Selanjutnya, satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 5 mm selama 7.64 detik dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 mm selama 43.6 detik.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
 

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021