Malang (Antara Bali) - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan menutup kawasan wisata Gunung Bromo dan Semeru dari kunjungan wisatawan selama sekitar dua bulan.
Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS Emy Endah Suwarni, Kamis, mengemukakan, penutupan sementara kawasan wisata tersebut untuk kepentingan pemulihan (recovery) sarana dan prasarana yang rusak.
"Selama penutupan sekitar dua bulan itu nanti, kami juga memiliki kesempatan untuk melakukan konservasi dan memulihkan ekosistem taman nasional yang rusak," tegasnya.
Hanya saja, katanya, penetapan penutupan tersebut masih belum bisa dipastikan kapan, namun yang pasti ketika musim sepi kunjungan wisata, sehingga tidak merugikan masyarakat sekitar yang selama ini menggantungkan rezekinya dari Gunung Bromo dan Semeru.
Menurut dia, sebelum dilakukan penutupan total selama dua bulan, pihaknya akan melakukan sosialisasi secara luas agar wisatawan mancanegara maupun domestik tidak kecewa ketika melancong ke Gunung Bromo maupun pendaki yang menjejakkan kakinya di Gunung Semeru.
Sebagai wisata alternatif bagi wisatawan ketika kawasan Gunung Bromo dan Semeru ditutup, lanjutnya, masyarakat bisa mengarahkan wisatawan ke desa-desa sekitar yang lokasinya juga tidak kalah "cantik" dengan Gunung Bromo atau Semeru, seperti di Poncokusumo.
Ia mengakui, usulan penutupan kawasan wisata Gunung Bromo dan Semeru itu mengacu pada kebijakan pengelolaan Taman nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Kelimutu di Nusa Tenggara Timur (NTT) maupun Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS Emy Endah Suwarni, Kamis, mengemukakan, penutupan sementara kawasan wisata tersebut untuk kepentingan pemulihan (recovery) sarana dan prasarana yang rusak.
"Selama penutupan sekitar dua bulan itu nanti, kami juga memiliki kesempatan untuk melakukan konservasi dan memulihkan ekosistem taman nasional yang rusak," tegasnya.
Hanya saja, katanya, penetapan penutupan tersebut masih belum bisa dipastikan kapan, namun yang pasti ketika musim sepi kunjungan wisata, sehingga tidak merugikan masyarakat sekitar yang selama ini menggantungkan rezekinya dari Gunung Bromo dan Semeru.
Menurut dia, sebelum dilakukan penutupan total selama dua bulan, pihaknya akan melakukan sosialisasi secara luas agar wisatawan mancanegara maupun domestik tidak kecewa ketika melancong ke Gunung Bromo maupun pendaki yang menjejakkan kakinya di Gunung Semeru.
Sebagai wisata alternatif bagi wisatawan ketika kawasan Gunung Bromo dan Semeru ditutup, lanjutnya, masyarakat bisa mengarahkan wisatawan ke desa-desa sekitar yang lokasinya juga tidak kalah "cantik" dengan Gunung Bromo atau Semeru, seperti di Poncokusumo.
Ia mengakui, usulan penutupan kawasan wisata Gunung Bromo dan Semeru itu mengacu pada kebijakan pengelolaan Taman nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Kelimutu di Nusa Tenggara Timur (NTT) maupun Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012