Twitter mengatakan akan bermitra dengan Reuters dan Associated Press (AP) untuk memberikan informasi yang terpercaya di situs jejaring sosial itu sebagai bagian dari upaya memerangi penyebaran informasi yang salah atau hoaks, dikutip dari laporan Reuters pada Selasa.
Juru bicara Twitter mengatakan kerja sama ini merupakan pertama kali yang dilakukan Twitter bersama pers untuk meningkatkan keakuratan informasi di platform-nya. Rencananya, Twitter akan bekerja secara terpisah dengan Reuters dan AP serta jaringan berita tidak akan berinteraksi satu sama lain.
“Kepercayaan, akurasi, dan netral adalah inti dari apa yang dilakukan Reuters setiap hari. Nilai-nilai itu juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah,” kata kepala berita global User-generated Content (UGC) Reuters Hazel Baker dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Anita Wahid: Hoaks berbahaya karena mainkan emosi (+tips Facebook)
"Kami sangat senang memanfaatkan skala dan kecepatan AP untuk menambahkan konteks ke percakapan daring, yang dapat memanfaatkan akses mudah ke fakta," ujar wakil presiden pengembangan bisnis global AP Tom Januszewski.
Selama ini Twitter berada di bawah tekanan agar menghapus informasi yang menyesatkan atau palsu yang beredar di platform-nya, sama seperti perusahaan media sosial lainnya.
Awal tahun ini Twitter juga telah meluncurkan program Birdwatch yang meminta pengguna untuk membantu identifikasi dan mengecek fakta tweet yang menyesatkan.
Baca juga: Dokter Reisa: Hoaks jadi tantangan utama vaksinasi
Twitter mengatakan akan berkolaborasi dengan kantor berita untuk bantu memberikan konteks yang akurat pada topik yang sedang tren atau paling banyak menarik minat pengguna.
“Daripada menunggu sampai sesuatu menjadi viral, Twitter akan memberi konteks pada topik yang tengah berkembang atau mengantisipasi percakapan publik,” kata perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat, itu sebagaimana dilaporkan Associated Press, dikutip Selasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Juru bicara Twitter mengatakan kerja sama ini merupakan pertama kali yang dilakukan Twitter bersama pers untuk meningkatkan keakuratan informasi di platform-nya. Rencananya, Twitter akan bekerja secara terpisah dengan Reuters dan AP serta jaringan berita tidak akan berinteraksi satu sama lain.
“Kepercayaan, akurasi, dan netral adalah inti dari apa yang dilakukan Reuters setiap hari. Nilai-nilai itu juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah,” kata kepala berita global User-generated Content (UGC) Reuters Hazel Baker dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Anita Wahid: Hoaks berbahaya karena mainkan emosi (+tips Facebook)
"Kami sangat senang memanfaatkan skala dan kecepatan AP untuk menambahkan konteks ke percakapan daring, yang dapat memanfaatkan akses mudah ke fakta," ujar wakil presiden pengembangan bisnis global AP Tom Januszewski.
Selama ini Twitter berada di bawah tekanan agar menghapus informasi yang menyesatkan atau palsu yang beredar di platform-nya, sama seperti perusahaan media sosial lainnya.
Awal tahun ini Twitter juga telah meluncurkan program Birdwatch yang meminta pengguna untuk membantu identifikasi dan mengecek fakta tweet yang menyesatkan.
Baca juga: Dokter Reisa: Hoaks jadi tantangan utama vaksinasi
Twitter mengatakan akan berkolaborasi dengan kantor berita untuk bantu memberikan konteks yang akurat pada topik yang sedang tren atau paling banyak menarik minat pengguna.
“Daripada menunggu sampai sesuatu menjadi viral, Twitter akan memberi konteks pada topik yang tengah berkembang atau mengantisipasi percakapan publik,” kata perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat, itu sebagaimana dilaporkan Associated Press, dikutip Selasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021