Plh. Bupati Badung, Bali, I Wayan Adi Arnawa berharap desa adat di wilayah tersebut dapat terus menjaga sinergitas dengan jajaran pemerintahan, baik itu dengan jajaran desa dinas, kelurahan, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten Badung.
"Karena bagaimanapun juga, muara dari tata kelola pemerintahan adalah bagaimana dapat mensejahterakan masyarakat kami. Jangan ada dikotomi ada pemerintahan dinas dan pemerintahan desa adat. Ini yang saya harapkan kedepan," ujar Plh. Bupati, Wayan Adi Arnawa dalam keterangan Humas Badung yang diterima di Mangupura, Senin.
Menurutnya, hal tersebut juga penting dilakukan mengingat saat ini, semua sedang menghadapi wabah COVID-19 yang sangat berdampak bagi sebagian besar masyarakat Badung yang menggantungkan sektor pariwisata dan perlu upaya dan sinergi penanganan bersama.
"Kami sangat berharap dari sektor pariwisata. Sedangkan kalau wabah ini masih ada, tentu keamanan dan kenyamanan tidak akan terjadi di wilayah Badung," katanya.
Baca juga: Gubernur Koster minta desa adat bergotong royong jalankan PPKM mikro
Untuk itulah, Plh. Bupati Wayan Adi Arnawa juga mengajak dan menghimbau kepada pengurus desa adat agar bersama sama dapat menjadi contoh dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.
"Mari bersama-sama menyatukan diri. Badung yang mengandalkan pariwisata, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, tentu menjadi kendala. Kalau kami tidak bersama-sama tentu sulit. Pengawasan penanganan pandemi ini harus terus dilakukan dengan menjalin sinergi dengan semua pihak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala atau Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya menjelaskan, kondisi perekonomian masyarakat desa adat yang terganggu akibat pandemi COVID-19, tentu juga berdampak pada sektor ketahanan pangan warga.
Baca juga: TNI-Polri dukung penerapan keamanan berbasis Desa Adat di Bali
Untuk itu, pihaknya juga akan membantu masyarakat dari dana desa adat seperti dengan program bantuan yang diberikan menjelang Hari Raya Nyepi dan Galungan untuk membantu kebutuhan pokok masyarakat berupa sembako seperti yang sudah rutin dilakukan sebelumnya.
"Pada situasi seperti sekarang, ketahanan pangan masyarakat harus sangat diperhatikan, karena masyarakat tidak memiliki sawah, tentu sangat membutuhkan," kata Bendesa Adat yang baru dikukuhkan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Karena bagaimanapun juga, muara dari tata kelola pemerintahan adalah bagaimana dapat mensejahterakan masyarakat kami. Jangan ada dikotomi ada pemerintahan dinas dan pemerintahan desa adat. Ini yang saya harapkan kedepan," ujar Plh. Bupati, Wayan Adi Arnawa dalam keterangan Humas Badung yang diterima di Mangupura, Senin.
Menurutnya, hal tersebut juga penting dilakukan mengingat saat ini, semua sedang menghadapi wabah COVID-19 yang sangat berdampak bagi sebagian besar masyarakat Badung yang menggantungkan sektor pariwisata dan perlu upaya dan sinergi penanganan bersama.
"Kami sangat berharap dari sektor pariwisata. Sedangkan kalau wabah ini masih ada, tentu keamanan dan kenyamanan tidak akan terjadi di wilayah Badung," katanya.
Baca juga: Gubernur Koster minta desa adat bergotong royong jalankan PPKM mikro
Untuk itulah, Plh. Bupati Wayan Adi Arnawa juga mengajak dan menghimbau kepada pengurus desa adat agar bersama sama dapat menjadi contoh dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.
"Mari bersama-sama menyatukan diri. Badung yang mengandalkan pariwisata, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, tentu menjadi kendala. Kalau kami tidak bersama-sama tentu sulit. Pengawasan penanganan pandemi ini harus terus dilakukan dengan menjalin sinergi dengan semua pihak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala atau Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya menjelaskan, kondisi perekonomian masyarakat desa adat yang terganggu akibat pandemi COVID-19, tentu juga berdampak pada sektor ketahanan pangan warga.
Baca juga: TNI-Polri dukung penerapan keamanan berbasis Desa Adat di Bali
Untuk itu, pihaknya juga akan membantu masyarakat dari dana desa adat seperti dengan program bantuan yang diberikan menjelang Hari Raya Nyepi dan Galungan untuk membantu kebutuhan pokok masyarakat berupa sembako seperti yang sudah rutin dilakukan sebelumnya.
"Pada situasi seperti sekarang, ketahanan pangan masyarakat harus sangat diperhatikan, karena masyarakat tidak memiliki sawah, tentu sangat membutuhkan," kata Bendesa Adat yang baru dikukuhkan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021