Denpasar (Antara Bali) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Kehutanan menganggap luapan Danau Buyan-Tamblingan, Kabupaten Buleleng, bukan akibat pendangkalan.
"Saya tidak yakin kalau banjir itu akibat pendangkalan karena sangat tidak mungkin dalam satu tahun sedimentasi dasar danau bisa mencapai enam meter," kata Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah Bali, Sumarsono, di Denpasar, Minggu.
Ia justru menduga bahwa luapan Danau Buyan-Tamblingan akibat fenomena pergeseran lempeng bumi. "Tahun 1975 pada saat Buleleng dilanda gempa besar, air Danau Buyan sempat surut karena ada penurunan pada bagian dasar," katanya.
Oleh sebab itu, dia berharap Badan Geologi melakukan penelitian di sekitar Danau Buyan dan Hutan Dasong untuk memastikan penyebab terjadinya banjir pada 6 April 2012.
Sumarsono mengemukakan bahwa sangat kecil kemungkinannya jika banjir tersebut disebabkan oleh pendangkalan sebagai dampak dari erosi.
"Konservasi Hutan Dasong dinilai berhasil dengan makin banyaknya sumber air yang ditemukan. Kalau daerah resapan airnya memadai, maka sangat tidak masuk akal terjadi erosi. Apalagi, dalam satu tahun terakhir tidak ada penebangan hutan sehingga sangat tidak mungkin pula terjadi pendangkalan sampai enam meter," katanya.(M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Saya tidak yakin kalau banjir itu akibat pendangkalan karena sangat tidak mungkin dalam satu tahun sedimentasi dasar danau bisa mencapai enam meter," kata Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah Bali, Sumarsono, di Denpasar, Minggu.
Ia justru menduga bahwa luapan Danau Buyan-Tamblingan akibat fenomena pergeseran lempeng bumi. "Tahun 1975 pada saat Buleleng dilanda gempa besar, air Danau Buyan sempat surut karena ada penurunan pada bagian dasar," katanya.
Oleh sebab itu, dia berharap Badan Geologi melakukan penelitian di sekitar Danau Buyan dan Hutan Dasong untuk memastikan penyebab terjadinya banjir pada 6 April 2012.
Sumarsono mengemukakan bahwa sangat kecil kemungkinannya jika banjir tersebut disebabkan oleh pendangkalan sebagai dampak dari erosi.
"Konservasi Hutan Dasong dinilai berhasil dengan makin banyaknya sumber air yang ditemukan. Kalau daerah resapan airnya memadai, maka sangat tidak masuk akal terjadi erosi. Apalagi, dalam satu tahun terakhir tidak ada penebangan hutan sehingga sangat tidak mungkin pula terjadi pendangkalan sampai enam meter," katanya.(M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012