Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengapresiasi kolaborasi antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menguji vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Tiongkok, sebelum diedarkan ke tengah masyarakat.
Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Ahad, mengatakan bahwa Wapres juga berharap kerja kolaboratif tersebut terus berlanjut pada pengujian vaksin berikutnya.
"Wapres mengatakan bahwa kerja sama tim ini, antara Pemerintah, BPOM, dan MUI, dalam konteks vaksin Sinovac, ini sangat bagus,” kata Masduki.
Kerja cepat BPOM dan MUI tersebut juga diharapkan dapat diterapkan dalam pengujian vaksin COVID-19 tahap selanjutnya.
Baca juga: BPOM tunggu data klinis untuk izin penggunaan darurat Sinovac
"Wapres berharap pada vaksin-vaksin berikutnya sudah harus dipersiapkan. Timnya harus bisa kompak seperti sekarang walaupun hasilnya nanti belum tentu sama halal seperti Sinovac," kata salah satu Ketua MUI itu.
Selain vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Pemerintah juga akan menggunakan vaksin buatan Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm.
Seperti Sinovac, vaksin-vaksin tersebut juga akan melalui tahap penelitian oleh BPOM untuk mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorisation (EUA) dan MUI untuk fatwa kehalalan atau kedaruratan.
"Vaksin yang lain tentu akan diteliti lagi oleh BPOM dan Komisi Fatwa. Nanti misalnya halal atau darurat, yang penting dari awal sudah dilakukan semacam kerja kolaboratif," ujar Masduki.
Baca juga: Vaksinolog: Vaksin lolos uji klinis itu aman dan efektif
Sementara itu, MUI telah mengeluarkan fatwa halal terhadap vaksin Sinovac. Namun, penggunaannya tetap harus menunggu EUA dari BPOM yang akan diterbitkan dalam waktu dekat.
Rencananya vaksinasi serentak akan dimulai pada hari Rabu (13/1) dengan diawali oleh penyuntikan kepada Presiden RI Joko Widodo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021