Petenis Amerika Serikat Sam Querrey yang disanksi ATP karena melanggar protokol COVID-19 dalam St. Petersburg Open pada Oktober 2020 membela diri dengan mengatakan tindakannya dilakukan atas dasar tanggung jawab sebagai seorang ayah dan suami.
Pada peristiwa itu, Querrey meninggalkan Rusia dengan jet pribadi bersama istri dan bayinya setelah ketiganya dinyatakan positif COVID-19 sebelum turnamen itu mulai. Mereka menyelinap keluar dari hotel pagi hari tanpa memberi tahu resepsionis.
ATP menjatuhkan denda 20.000 dolar amerika atau sekitar Rp278 juta kepada petenis berusia 33 tahun itu namun denda itu masih ditangguhkan dan bisa dicabut jika Querrey tidak melanggar protokol kesehatan selama masa percobaan enam bulan.
Baca juga: Turnamen tenis Indian Wells 2021 diundur
"Saya harus membuat keputusan antara jam 10 malam dan 10 pagi keesokan harinya. Ada istri dan bayi saya di sana, rasanya manusiawi jika saya merasa tidak nyaman dengan kondisi itu. Jadi kami membuat keputusan untuk menyewa pesawat dan pergi," kata Querrey seperti dikutip Reuters.
Querrey mengatakan siap diisolasi di dalam hotel turnamen selama dua pekan setelah dinyatakan positif tetapi setelah dua hari dia diberitahu tidak lagi diterima di hotel dan sebagai gantinya dokter akan menentukan apakah mereka harus diisolasi di rumah sakit.
Akibat ketidakjelasan informasi itu, istri dan putranya yang baru berusia tujuh bulan harus terbang ke London dan menjalani isolasi di sebuah penginapan.
"Saya merasa sebagai ayah dan suami ada elemen manusia dalam hal ini, dan saya harus melakukan apa yang menurut saya benar," kata dia.
Agar bisa keluar dari Rusia, Querrey merogoh kocek untuk biaya penerbangan sekitar Rp556 juta dan harus membayar biaya penginapan di London selama dua pekan.
Baca juga: Kyrgios gagal bela Australia di Piala ATP
"Saya tak mau membiarkan keluarga kami pergi ke rumah sakit selama minimal dua pekan di mana kami berada," kata Querrey.
Selain itu Querrey mengungkapkan frustrasinya terhadap liputan media tentang insiden tersebut.
"Itu membuat saya tampak seperti baru saja tertular COVID dan dijauhi. Saya merasa itu digambarkan dengan tidak adil," kata Querrey.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Pada peristiwa itu, Querrey meninggalkan Rusia dengan jet pribadi bersama istri dan bayinya setelah ketiganya dinyatakan positif COVID-19 sebelum turnamen itu mulai. Mereka menyelinap keluar dari hotel pagi hari tanpa memberi tahu resepsionis.
ATP menjatuhkan denda 20.000 dolar amerika atau sekitar Rp278 juta kepada petenis berusia 33 tahun itu namun denda itu masih ditangguhkan dan bisa dicabut jika Querrey tidak melanggar protokol kesehatan selama masa percobaan enam bulan.
Baca juga: Turnamen tenis Indian Wells 2021 diundur
"Saya harus membuat keputusan antara jam 10 malam dan 10 pagi keesokan harinya. Ada istri dan bayi saya di sana, rasanya manusiawi jika saya merasa tidak nyaman dengan kondisi itu. Jadi kami membuat keputusan untuk menyewa pesawat dan pergi," kata Querrey seperti dikutip Reuters.
Querrey mengatakan siap diisolasi di dalam hotel turnamen selama dua pekan setelah dinyatakan positif tetapi setelah dua hari dia diberitahu tidak lagi diterima di hotel dan sebagai gantinya dokter akan menentukan apakah mereka harus diisolasi di rumah sakit.
Akibat ketidakjelasan informasi itu, istri dan putranya yang baru berusia tujuh bulan harus terbang ke London dan menjalani isolasi di sebuah penginapan.
"Saya merasa sebagai ayah dan suami ada elemen manusia dalam hal ini, dan saya harus melakukan apa yang menurut saya benar," kata dia.
Agar bisa keluar dari Rusia, Querrey merogoh kocek untuk biaya penerbangan sekitar Rp556 juta dan harus membayar biaya penginapan di London selama dua pekan.
Baca juga: Kyrgios gagal bela Australia di Piala ATP
"Saya tak mau membiarkan keluarga kami pergi ke rumah sakit selama minimal dua pekan di mana kami berada," kata Querrey.
Selain itu Querrey mengungkapkan frustrasinya terhadap liputan media tentang insiden tersebut.
"Itu membuat saya tampak seperti baru saja tertular COVID dan dijauhi. Saya merasa itu digambarkan dengan tidak adil," kata Querrey.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021