Pebulu tangkis nomor satu dunia Kento Momota memenangkan kejuaraan All-Japan, Minggu untuk melengkapi langkah pertama penampilan kembalinya, hampir setahun setelah menderita cedera serius dalam kecelakaan mobil.
Momota bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan pemain nomor 11 dunia Kanta Tsuneyama 18-21, 21-12, 21-17 di Tokyo, menandai come back yang sukses dari kecelakaan yang membuatnya khawatir kariernya akan berakhir setelah tulang rongga matanya patah.
Kemenangan tersebut memberi Momota gelar nasional ketiganya secara beruntun, dan dia segera mengalihkan pikirannya untuk melakukan come back internasionalnya di Thailand Open Januari 2021.
Baca juga: Bulu tangkis Indonesia, antara pandemi dan prestasi
"Saya memiliki inisiatif pada game pertama, tetapi kemudian saya mulai kehilangan ketenangan setelah memimpin," kata Momota seperti dikutip AFP.
"Menurut saya itu karena saya masih belum terbiasa bermain dalam pertandingan. Pada pertandingan kedua dan ketiga, saya ingin memasukkan semua perasaan saya ke dalamnya, terlepas dari teknik atau taktik, dan saya berkehendak untuk menang.
"Thailand Open dimulai pada tahun baru dan saya akan bisa bermain melawan pemain dari luar negeri. Saya ingin pergi ke sana dan menunjukkan apa yang bisa saya lakukan sebagai pemain top Jepang."
Momota terluka parah pada Januari ketika kendaraan yang membawanya ke bandara setelah dia memenangkan Malaysia Masters mengalami kecelakaan, menewaskan pengemudinya.
Dia mengaku merasa gugup saat kembali ke kompetisi pekan ini di Tokyo, dan dia mendapat perlawanan ketat dari Tsuneyama, yang membawanya hingga kedudukan 16-16 pada gim terakhir.
Baca juga: Capaian Liga PB Djarum 2020 memuaskandi tengah pandemi
"Saya terlalu berhati-hati," kata Momota, yang juga harus bangkit dari ketinggalan satu gim di perempat final. "Sebelumnya, permainan saya adalah tentang menggunakan semua yang saya bangun dari waktu ke waktu, dan hasil saya memberi saya kepercayaan diri untuk melakukan itu.
"Minggu ini, saya tidak bermain untuk waktu yang lama jadi saya sangat cemas akan setiap pertandingan. Tapi menurut saya permainan saya akan mulai kembali sekarang setelah saya memenangkan gelar ini."
Momota adalah salah satu harapan terbesar Jepang untuk meraih medali emas di kandang sendiri pada Olimpiade Tokyo yang ditunda oleh virus corona tahun depan.
Pemain kidal berusia 26 tahun itu memenangi 11 gelar yang memecahkan rekor tahun lalu, dan dia yakin bisa menambah lebih banyak lagi setelah mencicipi kesuksesan pekan ini di Tokyo.
"Saya 70 persen lega dan 30 persen senang," kata Momota. "Saya dikenal sebagai Momota nomor satu dunia, jadi saya merasa tidak boleh kalah.
“Tidak mudah bagi saya untuk mendapatkan peringkat nomor satu. Itu karena pengalaman dan kemampuan saya, dan saya sangat benci kalah.
"Kebanggaan itu membantu saya tetapi ada juga tekanan, dan saya ingin terus melakukan lebih banyak. Jika saya bisa, saya ingin kembali berlatih besok."
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Momota bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan pemain nomor 11 dunia Kanta Tsuneyama 18-21, 21-12, 21-17 di Tokyo, menandai come back yang sukses dari kecelakaan yang membuatnya khawatir kariernya akan berakhir setelah tulang rongga matanya patah.
Kemenangan tersebut memberi Momota gelar nasional ketiganya secara beruntun, dan dia segera mengalihkan pikirannya untuk melakukan come back internasionalnya di Thailand Open Januari 2021.
Baca juga: Bulu tangkis Indonesia, antara pandemi dan prestasi
"Saya memiliki inisiatif pada game pertama, tetapi kemudian saya mulai kehilangan ketenangan setelah memimpin," kata Momota seperti dikutip AFP.
"Menurut saya itu karena saya masih belum terbiasa bermain dalam pertandingan. Pada pertandingan kedua dan ketiga, saya ingin memasukkan semua perasaan saya ke dalamnya, terlepas dari teknik atau taktik, dan saya berkehendak untuk menang.
"Thailand Open dimulai pada tahun baru dan saya akan bisa bermain melawan pemain dari luar negeri. Saya ingin pergi ke sana dan menunjukkan apa yang bisa saya lakukan sebagai pemain top Jepang."
Momota terluka parah pada Januari ketika kendaraan yang membawanya ke bandara setelah dia memenangkan Malaysia Masters mengalami kecelakaan, menewaskan pengemudinya.
Dia mengaku merasa gugup saat kembali ke kompetisi pekan ini di Tokyo, dan dia mendapat perlawanan ketat dari Tsuneyama, yang membawanya hingga kedudukan 16-16 pada gim terakhir.
Baca juga: Capaian Liga PB Djarum 2020 memuaskandi tengah pandemi
"Saya terlalu berhati-hati," kata Momota, yang juga harus bangkit dari ketinggalan satu gim di perempat final. "Sebelumnya, permainan saya adalah tentang menggunakan semua yang saya bangun dari waktu ke waktu, dan hasil saya memberi saya kepercayaan diri untuk melakukan itu.
"Minggu ini, saya tidak bermain untuk waktu yang lama jadi saya sangat cemas akan setiap pertandingan. Tapi menurut saya permainan saya akan mulai kembali sekarang setelah saya memenangkan gelar ini."
Momota adalah salah satu harapan terbesar Jepang untuk meraih medali emas di kandang sendiri pada Olimpiade Tokyo yang ditunda oleh virus corona tahun depan.
Pemain kidal berusia 26 tahun itu memenangi 11 gelar yang memecahkan rekor tahun lalu, dan dia yakin bisa menambah lebih banyak lagi setelah mencicipi kesuksesan pekan ini di Tokyo.
"Saya 70 persen lega dan 30 persen senang," kata Momota. "Saya dikenal sebagai Momota nomor satu dunia, jadi saya merasa tidak boleh kalah.
“Tidak mudah bagi saya untuk mendapatkan peringkat nomor satu. Itu karena pengalaman dan kemampuan saya, dan saya sangat benci kalah.
"Kebanggaan itu membantu saya tetapi ada juga tekanan, dan saya ingin terus melakukan lebih banyak. Jika saya bisa, saya ingin kembali berlatih besok."
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020