Kuta (Antara Bali) - Hari Bumi diperingati dengan pelepasan anak penyu atau dikenal dengan nama "tukik" ke habitatnya di Pantai Kuta, Sabtu sore.

Acara yang diselenggarakan produsen minuman ringan PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) dan produsen peralatan olahraga luar ruang Quicksilver itu diikuti wisawatan mancanegara, wisatawan domestik, tokoh masyarakat Desa Adat Kuta, mitra bisnis kedua perusahaan tersebut, dan pejabat pemerintahan.

"Sedikitnya 20 ekor tukik kami sediakan untuk wisatawan yang berkeinginan melepaskannya ke habitatnya," kata Corporate Affairs Officer PT CCAI Bali, Geri Centura.

Bayi penyu itu didapat dari Pusat Konservasi Penyu Pantai Kuta. Kemudian beberapa wisatawan dan tokoh masyarakat serta pejabat pemerintah bersama-sama melepaskannya ke laut.

"Kami turut berkewajiban untuk menggalang dan mengedukasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang," kata Regional Marketing Manager PT CCAI, Rudy Bastian.

CCAI dan Quicksilver mendirikan Pusat Konservasi Penyu Pantai Kuta untuk melestarikan populasi penyu yang terus berkurang. Pada 2010, pusat konservasi itu mampu mengumpulkan 8.000 telur penyu dan menyelamatkan hingga 7.000 anak penyu setiap tahun.

"Kami terus berusaha menciptakan Pantai Kuta sebagai tujuan wisata yang mampu menjaga habitat alami penyu dan bertanggung jawab atas kebersihan pantai," kata Quicksilver Roxy Marketing Executive South-East Asia.

Sebelum pelepasan bayi penyu, wisatawan diajak bersama-sama mengumpulkan sampah di Pantai Kuta. CCAI dan Quicksilver memberikan hadiah kepada pengumpul sampah terbanyak.

Selama ini CCAI dan Quicksilver mengoperasikan traktor pengangkut sampah, 74 tim penyapu pantai yang berasal dari desa adat setempat, dan 300 tempat sampah.

Dalam setiap tahun tim tersebut mampu mengumpulkan 5.000 kilogram sampah dari Pantai Kuta dan kawasan di sekitarnya, seperti Legian, Seminyak, Jimbaran, dan Kedonganan.(M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012