Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berkunjung ke Gedung PBNU untuk menemui Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar di Jakarta, Rabu, guna membahas program Kemendikbud.

"Saya bersilarurahmi dengan beliau untuk mohon doa restu dalam menghadapi tugas-tugas berat, " ujar Nadiem dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Pada kesempatan itu, KH Miftahul Akhyar menegaskan arahannya bahwa Nahdlatul Ulama harus terus bekerja sama erat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Ini wajib, karena menyangkut masa depan anak-anak kita dan masa depan Bangsa. Maka NU wajib terus melibatkan diri dan menyertai program-program Kemendikbud, lebih-lebih lagi dalam upaya-upaya perbaikan dan pembaharuan, termasuk Program Organisasi Penggerak (POP)," kata KH Miftahul Akhyar.

Dengan kerja sama erat itu, lanjut dia, NU dapat ikut mengevaluasi dan mengkritisi kebijakan-kebijakan Kemendikbud secara efektif, demi kemaslahatan bersama.

Baca juga: Kemendikbud luncurkan program Guru Penggerak untuk majukan pendidikan

“Saya sangat berterima kasih atas dukungan dari PBNU dan doa restu Rais Aam, semoga Program Organisasi Penggerak (POP) dapat berjalan dengan baik dan terus berkembang lebih baik lagi”, kata Mendikbud.

Pihaknya telah memutuskan untuk memulai pelaksanaan POP pada Januari 2021 agar lebih leluasa sehingga hasilnya maksimal.

Bersama Rais Aam yang didampingi oleh Katib Aam, Sekjen dan Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Mendikbud juga menyempatkan diri menjelaskan garis besar reformasi pendidikan yang sedang diolah di dalam kementeriannya, seperti gagasan tentang pendidikan merdeka dan sejumlah jabarannya.

Dialog memunculkan banyak keselarasan pandangan antara PBNU dan Kemendikbud, bahkan muncul pula gagasan tentang kegiatan-kegiatan konkret yang dapat dilaksanakan bersama oleh kedua pihak.

Baca juga: Kemendikbud selesaikan tahapan evaluasi proposal program organisasi penggerak

Selanjutnya Rais Aam PBNU menegaskan pentingnya sikap objektif dan terbuka.

“Apa pun yang baik harus kita terima dan kita adopsi. Karena hikmah, yaitu ilmu dan gagasan-gagasan yang baik dan mulia, diibaratkan laksana barang yang tercecer bagi orang beriman. Dimana pun kita menemukannya, kita harus mengambilnya,” kata Rais Aam PBNU.

Pewarta: Indriani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020