Mataram (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan mengkaji dampak perkembangan sektor pariwisata terhadap tingkat konsumsi beras untuk memperjelas masalah kelebihan produksi pangan itu yang tidak diketahui pasti peredarannya.

"Selama ini kita ribut tentang surplus beras lebih dari 500 ribu ton. Tetapi barangnya tidak ada. Padahal kita belum menghitung berapa konsumsi untuk wisatawan," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB Hj Husnanidiaty Nurdin, di Mataram, Selasa.

Provinsi NTB, kata dia, merupakan salah satu daerah yang dikembangkan menjadi tujuan wisata konvensi atau MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) oleh pemerintah pusat.

Penunjukan NTB sebagai salah satu tujuan MICE untuk mendukung program "Visit Lombok-Sumbawa" (VLS) 2012 dengan target jumlah kunjungan wisatawan mencapai satu juta orang sejak 2009 hingga 2012.

Jumlah tamu dari luar daerah yang mengadakan kegiatan MICE bisa mencapai 600 orang dan menginap di hotel selama beberapa hari, sehingga konsumsi beras untuk seluruh wisatawan cukup besar dan perlu dihitung, ujar Husnani.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012