Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu Terunanegara, melakukan pemantauan ke Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, guna memastikan kelancaran lalu lintas sapi bali dari wilayah Pulau Bali menuju luar daerah serta memenuhi persyaratan kesehatan dan karantina yang ada.
"Setelah melakukan monitoring, saya pastikan sapi-sapi yang keluar wilayah Pulau Bali sehat dan memenuhi persyaratan karantina," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu Terunanegara, saat dikonfirmasi dari Kota Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, pengeluaran rutin sapi dari wilayah Bali untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar Bali merupakan hal yang sudah biasa terjadi. Di Pelabuhan Gilimanuk, menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan sapi potong dari Bali juga terpantau terus mengalami peningkatan pesat.
"Kami mencatat peningkatan yang signifikan terjadi untuk pengiriman sapi potong asal Bali menuju luar daerah selama bulan Juni kemarin hingga bulan Juli ini jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Dan peningkatan ini memang sudah pasti terjadi apabila menjelang Hari Raya Idul Adha," kata Terunanegara.
Ia menjelaskan, kuota per tahun pengeluaran sapi bali ada sebanyak 49.000 ekor. Berdasarkan dari data Iqfast Karantina Denpasar, untuk perbandingan, lalu lintas sapi potong pada bulan Mei 2020 lalu, tercatat ada sebanyak 2.600 ekor sapi yang ke luar untuk memenuhi kebutuhan sapi di luar wilayah Pulau Bali.
"Sedangkan untuk bulan Juni 2020 yang lalu, kami mencatat terjadi peningkatan pesat yaitu sebanyak 21.000 ekor sapi yang keluar wilayah Pulau Bali untuk pemenuhan Hari Raya Idul Adha," ungkapnya.
Terunanegara menambahkan, sapi bali memang selama ini banyak diminati pasaran karena daging dari sapi bali memiliki beberapa keunggulan seperti kandungan proteinnya yang jauh lebih tinggi.
"Lemak di dalam serat daging relatif rendah, serat dagingnya lebih lembut dan nilai prosentase karkasnya sangat tinggi. Semoga di masa pandemi COVID-19 ini, sektor peternakan juga mampu mendongkrak geliat perekonomian negara, khususnya Bali," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Setelah melakukan monitoring, saya pastikan sapi-sapi yang keluar wilayah Pulau Bali sehat dan memenuhi persyaratan karantina," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu Terunanegara, saat dikonfirmasi dari Kota Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, pengeluaran rutin sapi dari wilayah Bali untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar Bali merupakan hal yang sudah biasa terjadi. Di Pelabuhan Gilimanuk, menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan sapi potong dari Bali juga terpantau terus mengalami peningkatan pesat.
"Kami mencatat peningkatan yang signifikan terjadi untuk pengiriman sapi potong asal Bali menuju luar daerah selama bulan Juni kemarin hingga bulan Juli ini jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Dan peningkatan ini memang sudah pasti terjadi apabila menjelang Hari Raya Idul Adha," kata Terunanegara.
Ia menjelaskan, kuota per tahun pengeluaran sapi bali ada sebanyak 49.000 ekor. Berdasarkan dari data Iqfast Karantina Denpasar, untuk perbandingan, lalu lintas sapi potong pada bulan Mei 2020 lalu, tercatat ada sebanyak 2.600 ekor sapi yang ke luar untuk memenuhi kebutuhan sapi di luar wilayah Pulau Bali.
"Sedangkan untuk bulan Juni 2020 yang lalu, kami mencatat terjadi peningkatan pesat yaitu sebanyak 21.000 ekor sapi yang keluar wilayah Pulau Bali untuk pemenuhan Hari Raya Idul Adha," ungkapnya.
Terunanegara menambahkan, sapi bali memang selama ini banyak diminati pasaran karena daging dari sapi bali memiliki beberapa keunggulan seperti kandungan proteinnya yang jauh lebih tinggi.
"Lemak di dalam serat daging relatif rendah, serat dagingnya lebih lembut dan nilai prosentase karkasnya sangat tinggi. Semoga di masa pandemi COVID-19 ini, sektor peternakan juga mampu mendongkrak geliat perekonomian negara, khususnya Bali," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020