Sebuah penyelidikan terhadap Federasi Angkat Berat Internasional (IWF) menemukan kasus korupsi yang meluas dan puluhan tes obat terlarang yang ditutup-tutupi, kata para pejabat Kamis.

Investigator utama Richard McLaren mengatakan penyelidikan terhadap skandal di IWF di bawah mantan presiden Tamas Ajan menemukan jutaan dolar uang hilang dan 40 kasus doping positif yang telah ditutup-tutupi.

Laporan McLaren menuduh Ajan memiliki gaya kepemimpinan "otokratis, otoriter" yang mengakibatkan pengawasan badan pengelola olahraga itu "tidak berfungsi, tidak efektif".

Baca juga: WADA: tak ada kaitan TUE dengan memenangi medali Olimpiade

Laporan itu mengatakan Ajan telah menggunakan "tirani uang tunai" untuk mengendalikan IWF saat kepemimpinannya selama puluhan tahun, dengan bos Hungaria itu langsung mengantongi uang denda doping dan secara teratur menarik sejumlah besar uang dari kas organisasi yang nilainya masih belum terhitung.

"Sama sekali tidak mungkin untuk menentukan berapa banyak uang tunai yang dikumpulkan atau ditarik digunakan untuk pengeluaran yang sah," demikian laporan ringkasan penyelidikan eksekutif, seperti dilansir AFP.

Sebanyak 10,4 juta dolar tetap hilang, kata laporan itu.

"Semua orang berada dalam ketidaktahuan mengenai keuangan melalui penggunaan rekening bank tersembunyi," kata McLaren. "Sebagian uang tunai diperhitungkan, sebagian tidak."

Baca juga: China tak hormati WADA karena masukkan Sun Yang

McLaren, yang juga peneliti utama dalam skandal doping Rusia pada 2015, mengatakan penyelidikan itu juga menemukan 40 kasus narkoba positif yang terkubur dalam catatan IWF.

"Ini termasuk peraih medali emas dan perak yang belum ditangani sampelnya," kata laporan itu.

"Informasi ini telah diteruskan ke WADA untuk penyelidikan lebih lanjut," tambahnya mengutip "budaya doping" yang ada dalam angkat besi.

Selain penyimpangan keuangan dan doping, laporan McLaren juga mengungkap korupsi dalam proses pengangkatan pengurus IWF.

"Dua Kongres Pemilu terbaru merajalela dengan pembelian suara untuk Presiden dan posisi senior Dewan Eksekutif," kata laporan itu.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) menggambarkan temuan penyelidikan McLaren sebagai "sangat memprihatinkan".

"IOC akan terus mendukung upaya IWF dan presiden sementara untuk secara mendasar mereformasi tata kelola dan manajemennya," kata pernyataan IOC.

Kepala Badan Anti-Doping Amerika Serikat Travis Tygart mengatakan skandal itu menyoroti kelemahan struktural Badan Anti-Doping Dunia, di mana Ajan menjabat sebagai anggota dewan.

"Sudah waktunya untuk reformasi nyata di WADA - reformasi yang mengganti rubah dari tugas menjaga kandang ayam," kata Tygart.

Ajan mengundurkan diri sebagai kepala IWF pada bulan April menyusul tuduhan korupsi yang dibuat dalam film dokumenter "Lord of the Lifters" yang disiarkan oleh outlet Jerman ARD awal tahun ini.

Film dokumenter itu menuduh "budaya korupsi" telah dibangun dalam cabang olahraga Olimpiade dengan atlet angkat besi terkemuka jarang dikenakan tes narkoba dan uang tunai diambil oleh pengontrol doping untuk menerima sampel urin yang dimanipulasi.

Ajan (81), yang telah berada di IWF sejak 1976, sebelumnya 24 tahun sebagai sekretaris jenderal dan 20 tahun terakhir sebagai presiden, membantah tuduhan itu.

Ajan menegaskan dia telah menjadi korban "serangan tidak adil" oleh ARD.

"Film ini benar-benar menghancurkan hidup saya dan 50 tahun pekerjaan saya. Sebagian besar pekerjaan saya adalah tentang pencegahan doping," katanya.

Namun laporan McLaren yang diterbitkan Kamis melukis potret pedas kepemimpinan Ajan, mengatakan pejabat Hungaria itu telah mengasah "teknik manajemen otoriter" selama era Perang Dingin ketika negara-negara Blok Timur mendominasi angkat besi.

Laporan itu mengatakan Ajan telah mempertahankan cengkeramannya pada federasi anggota olahraga melalui "perlindungan, penghargaan dan hukuman."

"Ajan menjalankan IWF seolah-olah itu adalah wilayah pribadinya atau perusahaan swasta di mana dia memiliki kendali mutlak," kata laporan itu, mencatat bahwa dia mengendalikan semua penarikan dan penyetoran ke dalam rekening bank utama federasi.

Laporan tersebut merinci sejarah praktik akuntansi yang lemah, mencatat bahwa hingga tahun 2009, pekerjaan komite audit internal IWF (IAC) telah melenceng.

Pewarta: Teguh Handoko

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020