Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pelaku pasar mencerna risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve (Fed).
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,26 persen pada 99,1250.
Risalah dari pertemuan Fed pada April yang dirilis Rabu (20/5/2020) menunjukkan keprihatinan mendalam tentang ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Para peserta menilai bahwa dampak dari wabah Virus Corona dan krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, pekerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat dan akan menimbulkan risiko yang besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata risalah.
Euro mempertahankan kekuatannya setelah Prancis dan Jerman bersama-sama mengusulkan agar Komisi Eropa meminjam uang di pasar modal atas nama Uni Eropa dan menciptakan dana pemulihan untuk membantu ekonomi dan wilayah Eropa yang terpukul Virus Corona. Kedua negara itu mengusulkan Dana Pemulihan 500 miliar euro (543 miliar dolar AS).
Euro juga menemukan kekuatan dari data survei pada Selasa (19/5/2020) yang menunjukkan sentimen investor Jerman meningkat lebih besar dari yang diperkirakan pada Mei.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0984 dolar AS dari 1,0945 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2230 dolar AS dari 1,2281 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6600 dolar AS dari 0,6567 dolar.
Dolar AS dibeli 107,48 yen Jepang, lebih rendah dari 107,72 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9647 franc Swiss dari 0,9709 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3891 dolar Kanada dari 1,3886 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,26 persen pada 99,1250.
Risalah dari pertemuan Fed pada April yang dirilis Rabu (20/5/2020) menunjukkan keprihatinan mendalam tentang ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Para peserta menilai bahwa dampak dari wabah Virus Corona dan krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, pekerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat dan akan menimbulkan risiko yang besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata risalah.
Euro mempertahankan kekuatannya setelah Prancis dan Jerman bersama-sama mengusulkan agar Komisi Eropa meminjam uang di pasar modal atas nama Uni Eropa dan menciptakan dana pemulihan untuk membantu ekonomi dan wilayah Eropa yang terpukul Virus Corona. Kedua negara itu mengusulkan Dana Pemulihan 500 miliar euro (543 miliar dolar AS).
Euro juga menemukan kekuatan dari data survei pada Selasa (19/5/2020) yang menunjukkan sentimen investor Jerman meningkat lebih besar dari yang diperkirakan pada Mei.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0984 dolar AS dari 1,0945 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2230 dolar AS dari 1,2281 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6600 dolar AS dari 0,6567 dolar.
Dolar AS dibeli 107,48 yen Jepang, lebih rendah dari 107,72 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9647 franc Swiss dari 0,9709 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3891 dolar Kanada dari 1,3886 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020