Denpasar (Antara Bali) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong pihak pengelola masjid di Bali mampu memperkenalkan objek-objek wisata religi kepada para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
"Di Pulau Dewata ini banyak masjid yang memiliki nilai sejarah dan berkaitan erat dengan budaya masyarakat sekitar. Salah satu fungsi masjid adalah membantu umat Islam dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar," kata Ketua MUI Bali, H Taufik As'adi, di Denpasar, Senin.
Masjid-masjid bernilai sejarah itulah, menurut dia, layak dikembangkan sebagai objek wisata religi. Dia menyebutkan beberapa masjid bersejarah di Bali itu, di antaranya Masjid Gelgel di Kabupaten Klungkung, Masjid Baitul Qodim (Loloan Timur, Negara, Kabupaten Jembrana), dan Masjid Pegayaman (Singaraja, Kabupaten Buleleng).
"Pengelola masjid tersebut bisa memberikan pemahaman kepada para wisatawan tentang sejarah, latar belakang masyarakat, dan harmonisasi antarumat beragama di Bali," katanya menambahkan.
Ia mengemukakan bahwa umat Islam di Bali bisa berpartisipasi secara positif dalam memajukan perkembangan pariwisata di pulau yang menjadi destinasi wisata internasional itu.
Di samping itu, di Bali juga banyak terdapat makam tokoh Islam terdahulu yang dalam beberapa tahun terakhir makin marak dikunjungi para penziarah, terutama dari Pulau Jawa secara berombongan.
"Hanya saja, kami menganjurkan wisatawan untuk memahami dulu sisi historis makam yang dikunjungi karena sampai sekarang kami masih melakukan kajian historis tentang tokoh Islam di Bali," katanya.
Sementara itu, terkait revisi Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), MUI menginginkan tetap mengacu pada kepentingan umat Hindu bahwa semua bentuk investasi di Bali tetap harus memperhatikan bangunan tempat suci (Bhisama).
"Saat ini, kami mendorong agar Perda Bhisama itu dijalankan dan ditaati bersama secara konsekuen dan konsisten. Apalagi hal itu sudah menjadi keputusan bersama eksekutif, legislatif, dan pemuka agama Hindu," kata Taufik.(M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Di Pulau Dewata ini banyak masjid yang memiliki nilai sejarah dan berkaitan erat dengan budaya masyarakat sekitar. Salah satu fungsi masjid adalah membantu umat Islam dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar," kata Ketua MUI Bali, H Taufik As'adi, di Denpasar, Senin.
Masjid-masjid bernilai sejarah itulah, menurut dia, layak dikembangkan sebagai objek wisata religi. Dia menyebutkan beberapa masjid bersejarah di Bali itu, di antaranya Masjid Gelgel di Kabupaten Klungkung, Masjid Baitul Qodim (Loloan Timur, Negara, Kabupaten Jembrana), dan Masjid Pegayaman (Singaraja, Kabupaten Buleleng).
"Pengelola masjid tersebut bisa memberikan pemahaman kepada para wisatawan tentang sejarah, latar belakang masyarakat, dan harmonisasi antarumat beragama di Bali," katanya menambahkan.
Ia mengemukakan bahwa umat Islam di Bali bisa berpartisipasi secara positif dalam memajukan perkembangan pariwisata di pulau yang menjadi destinasi wisata internasional itu.
Di samping itu, di Bali juga banyak terdapat makam tokoh Islam terdahulu yang dalam beberapa tahun terakhir makin marak dikunjungi para penziarah, terutama dari Pulau Jawa secara berombongan.
"Hanya saja, kami menganjurkan wisatawan untuk memahami dulu sisi historis makam yang dikunjungi karena sampai sekarang kami masih melakukan kajian historis tentang tokoh Islam di Bali," katanya.
Sementara itu, terkait revisi Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), MUI menginginkan tetap mengacu pada kepentingan umat Hindu bahwa semua bentuk investasi di Bali tetap harus memperhatikan bangunan tempat suci (Bhisama).
"Saat ini, kami mendorong agar Perda Bhisama itu dijalankan dan ditaati bersama secara konsekuen dan konsisten. Apalagi hal itu sudah menjadi keputusan bersama eksekutif, legislatif, dan pemuka agama Hindu," kata Taufik.(M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012