Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Provinsi Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna M. Wedasteraputra Suyasa mengapresiasi sejumlah layanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali,.
Layanan tersebut antara lain holding room dan lounges khusus yang merupakan bagian dari layanan special need service bagi Sulinggih atau pendeta agama Hindu serta para pemuka agama untuk menunggu waktu boarding pesawat.
"Selama ini, kerja sama DPD RI dengan airport sangat baik. Beberapa rekomendasi kami telah dilakukan sebaik-baiknya. Saya harapkan komunikasi dengan PT Angkasa Pura I dipertahankan. Dan ini juga merupakan apresiasi dari kami," ujar Arya Wedakarna saat Rapat Dengar Pendapat dengan Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Badung, Senin.
Pada kunjungan itu, Arya Wedakarna diterima oleh jajaran Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandara serta pimpinan lima koperasi penyedia transportasi darat dan taksi, perwakilan Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali serta Bendesa atau Kepala Desa Adat penyangga bandara yaitu, Bendesa Desa Adat Tuban dan Kelan.
Secara umum, Rapat Dengar Pendapat tersebut membahas terkait evaluasi pelayanan Bandara Ngurah Rai serta untuk mendengar aspirasi dari sejumlah pemangku kepentingan.
Sejumlah agenda yang menjadi perhatian utama dari senator yang merupakan anggota Komite I bidang Hukum DPD RI itu antara lain adalah terkait transportasi darat, layanan Special Needs Service yang diperuntukkan bagi Sulinggih serta pelayanan bandara secara umum.
Untuk kualitas layanan di bandara, Arya Wedakarna mengatakan bahwa bandar udara merupakan suatu parameter nama baik Bali dan Indonesia.
"Tentu, kepentingan saya dan DPD adalah nama baik Indonesia. Karena kalau berbicara tentang airport, bicara Indonesia pasti bicara Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari situlah, kepentingan kami bukan hanya untuk Bali saja, tetapi juga untuk Indonesia," ungkapnya.
Untuk isu terkait transportasi darat di bandar udara yang menjadi sorotan utama Arya Wedakarna khususnya terkait kerja sama PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi layanan transportasi darat, Arya Wedakarna juga memberikan kesempatan kepada para perwakilan dari koperasi penyedia penyedia transportasi darat dan taksi yang beroperasi di bandara untuk menyampaikan pendapatnya
Perwakilan dari koperasi penyedia transportasi darat dan taksi yang hadir itu mengakui, bahwa setelah terintegrasi dengan aplikasi berbasis daring Grab Airport, banyak keuntungan yang saat ini telah diperoleh.
Sementara itu, Co. General Manager Commercial, Rahmat Adil Indrawan, selaku perwakilan dari Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) mengapresiasi perhatian Arya Wedakarna terhadap Bandara Ngurah Rai.
"Kami sangat mengapresiasi Senator Arya Wedakarna yang sangat peduli dan perhatian dengan keadaan dan situasi yang ada di bandar udara,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Layanan tersebut antara lain holding room dan lounges khusus yang merupakan bagian dari layanan special need service bagi Sulinggih atau pendeta agama Hindu serta para pemuka agama untuk menunggu waktu boarding pesawat.
"Selama ini, kerja sama DPD RI dengan airport sangat baik. Beberapa rekomendasi kami telah dilakukan sebaik-baiknya. Saya harapkan komunikasi dengan PT Angkasa Pura I dipertahankan. Dan ini juga merupakan apresiasi dari kami," ujar Arya Wedakarna saat Rapat Dengar Pendapat dengan Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Badung, Senin.
Pada kunjungan itu, Arya Wedakarna diterima oleh jajaran Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandara serta pimpinan lima koperasi penyedia transportasi darat dan taksi, perwakilan Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali serta Bendesa atau Kepala Desa Adat penyangga bandara yaitu, Bendesa Desa Adat Tuban dan Kelan.
Secara umum, Rapat Dengar Pendapat tersebut membahas terkait evaluasi pelayanan Bandara Ngurah Rai serta untuk mendengar aspirasi dari sejumlah pemangku kepentingan.
Sejumlah agenda yang menjadi perhatian utama dari senator yang merupakan anggota Komite I bidang Hukum DPD RI itu antara lain adalah terkait transportasi darat, layanan Special Needs Service yang diperuntukkan bagi Sulinggih serta pelayanan bandara secara umum.
Untuk kualitas layanan di bandara, Arya Wedakarna mengatakan bahwa bandar udara merupakan suatu parameter nama baik Bali dan Indonesia.
"Tentu, kepentingan saya dan DPD adalah nama baik Indonesia. Karena kalau berbicara tentang airport, bicara Indonesia pasti bicara Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari situlah, kepentingan kami bukan hanya untuk Bali saja, tetapi juga untuk Indonesia," ungkapnya.
Untuk isu terkait transportasi darat di bandar udara yang menjadi sorotan utama Arya Wedakarna khususnya terkait kerja sama PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi layanan transportasi darat, Arya Wedakarna juga memberikan kesempatan kepada para perwakilan dari koperasi penyedia penyedia transportasi darat dan taksi yang beroperasi di bandara untuk menyampaikan pendapatnya
Perwakilan dari koperasi penyedia transportasi darat dan taksi yang hadir itu mengakui, bahwa setelah terintegrasi dengan aplikasi berbasis daring Grab Airport, banyak keuntungan yang saat ini telah diperoleh.
Sementara itu, Co. General Manager Commercial, Rahmat Adil Indrawan, selaku perwakilan dari Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) mengapresiasi perhatian Arya Wedakarna terhadap Bandara Ngurah Rai.
"Kami sangat mengapresiasi Senator Arya Wedakarna yang sangat peduli dan perhatian dengan keadaan dan situasi yang ada di bandar udara,” katanya.
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020