Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 840 rumah warga yang tersebar di beberapa desa/kelurahan terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah dan meluapnya air sungai di Kabupaten Jember, Jawa Timur sejak Jumat (21/2) sore hingga Sabtu.
"Bencana banjir melanda di sembilan titik yang tersebar di delapan kecamatan yakni Kecamatan Kaliwates, Tanggul, Rambipuji, Sumberbaru, Patrang, Semboro, Bangsalsari, dan Sumberbaru terjadi sejak Jumat (21/2) sore hingga Sabtu," kata Pelaksana tugas (Plt) BPBD Jember M Rofiq di Jember, Sabtu.
Tidak hanya banjir, kata dia, Kabupaten Jember juga diterjang angin kencang dan longsor yang melanda Kecamatan Patrang, Arjasa, dan Kaliwates pada Jumat (21/2) sore.
"Secara keseluruhan, bencana alam terjadi di 16 titik lokasi yang tersebar di 16 desa/ kelurahan di delapan kecamatan di Kabupaten Jember dengan rumah yang terdampak tiga rumah rusak sedang, dua tembok pembatas perumahan roboh, jembatan jalur lintas selatan ambles, dan 840 rumah tergenang banjir," katanya.
Ia menjelaskan banjir menggenangi Perumahan Bumi Mangli Kecamatan Kaliwates, Jalan raya Jember-Lumajang di Desa Klatakan-Kecamatan Tanggul, Desa Rambigundam-Kecamatan Rambipuji, Desa Yosorati-Kecamatan Sumberbaru, Kelurahan Jember lor-Kecamatan Patrang, Desa Nogosari-Kecamatan Rambipuji, Desa Pondok Joyo-Kecamatan Semboro, Desa Langkap-Kecamatan Bangsalsari, dan Desa Sumberagung-Kecamatan Sumberbaru.
"Banjir di beberapa kecamatan di Jember sudah surut pada Sabtu ini, kecuali di Desa Sumberagung karena air masuk ke permukiman warga pada Sabtu pagi dan masih menggenangi ratusan rumah warga setempat akibat luapan Sungai Tanggul," katanya.
Rofiq mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang tersebut, namun pihak BPBD Jember terus memperbarui data warga yang terdampak bencana tersebut.
Selain menggenangi rumah warga, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan pondasi jembatan jalur lintas selatan (JLS) di Desa Paseban, Kecamatan Kencong ambles akibat tergerus derasnya air sungai setempat.
"Banyaknya jumlah kejadian yang terjadi dalam waktu bersamaan tidak sebanding dengan jumlah personel dan alat yang dimiliki oleh BPBD, sehingga mengakibatkan penanganan bencana di beberapa lokasi terlambat," demikian M Rofiq.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Bencana banjir melanda di sembilan titik yang tersebar di delapan kecamatan yakni Kecamatan Kaliwates, Tanggul, Rambipuji, Sumberbaru, Patrang, Semboro, Bangsalsari, dan Sumberbaru terjadi sejak Jumat (21/2) sore hingga Sabtu," kata Pelaksana tugas (Plt) BPBD Jember M Rofiq di Jember, Sabtu.
Tidak hanya banjir, kata dia, Kabupaten Jember juga diterjang angin kencang dan longsor yang melanda Kecamatan Patrang, Arjasa, dan Kaliwates pada Jumat (21/2) sore.
"Secara keseluruhan, bencana alam terjadi di 16 titik lokasi yang tersebar di 16 desa/ kelurahan di delapan kecamatan di Kabupaten Jember dengan rumah yang terdampak tiga rumah rusak sedang, dua tembok pembatas perumahan roboh, jembatan jalur lintas selatan ambles, dan 840 rumah tergenang banjir," katanya.
Ia menjelaskan banjir menggenangi Perumahan Bumi Mangli Kecamatan Kaliwates, Jalan raya Jember-Lumajang di Desa Klatakan-Kecamatan Tanggul, Desa Rambigundam-Kecamatan Rambipuji, Desa Yosorati-Kecamatan Sumberbaru, Kelurahan Jember lor-Kecamatan Patrang, Desa Nogosari-Kecamatan Rambipuji, Desa Pondok Joyo-Kecamatan Semboro, Desa Langkap-Kecamatan Bangsalsari, dan Desa Sumberagung-Kecamatan Sumberbaru.
"Banjir di beberapa kecamatan di Jember sudah surut pada Sabtu ini, kecuali di Desa Sumberagung karena air masuk ke permukiman warga pada Sabtu pagi dan masih menggenangi ratusan rumah warga setempat akibat luapan Sungai Tanggul," katanya.
Rofiq mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang tersebut, namun pihak BPBD Jember terus memperbarui data warga yang terdampak bencana tersebut.
Selain menggenangi rumah warga, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan pondasi jembatan jalur lintas selatan (JLS) di Desa Paseban, Kecamatan Kencong ambles akibat tergerus derasnya air sungai setempat.
"Banyaknya jumlah kejadian yang terjadi dalam waktu bersamaan tidak sebanding dengan jumlah personel dan alat yang dimiliki oleh BPBD, sehingga mengakibatkan penanganan bencana di beberapa lokasi terlambat," demikian M Rofiq.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020