PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Bali mengimbau pelanggan untuk lebih peduli dalam memperhatikan instalasi jaringan listrik, karena masih banyak masyarakat yang rancu terhadap batas kewenangan PLN dan pelanggan, hal tersebut mengantisipasi arus pendek listrik hingga menyebabkan kebakaran.
"Kewenangan PLN hanya sampai kWh meter di masing-masing pelanggan. Selebihnya adalah milik dan tanggung jawab pelanggan. Karena itu diharapkan memperhatikan meteran sehingga bisa mengantisipasi arus pendek listrik," kata General Manager PLN UID Bali Nyoman Suwarjoni Astawa di Denpasar, Senin.
Menurut Astawa, pelanggan atau masyarakat terkadang kurang memperhatikan unsur keselamatan dan keamanan dalam instalasi jaringan listrik.
"Masih banyak pelanggan yang menyalur sambungan listrik secara tidak resmi. Selain melanggar aturan, itu bahaya lho," ujar Astawa.
Baca juga: Staf Khusus III Kementerian BUMN kunjungi RKB PLN
Baca juga: PLN Bali tegaskan pekerja mengacu SOP dan budayakan K3
Untuk memastikan dan menjaga keselamatan pelanggan, kata dia, diarapkan pelanggan tidak lagi mengutak-atik kWh meter terlebih dengan menyalurkan listrik ke rumah lain. Tidak hanya itu, pada sisi instalasi listrik pelanggan juga diharapkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan dan telah memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO).
"Instalasi harus dicek berkala, maksimal 10 tahun agar menjamin kualitas instalasi masih laik," kata Astawa menegaskan.
Astawa juga menyarankan masyarakat untuk memperhatikan kondisi listrik sebelum membeli atau mengontrak rumah. "Pastikan kWh meter masih tersegel. Jika masih menggunakan pascabayar, pastikan tagihan sebelumnya telah terbayar," ucapnya.
Apabila pelanggan mengalami permasalahan dengan kWh meter atau ingin melakukan pemindahan kWh meter dapat menghubungi Pusat Layanan (Contact Center) PLN 123. "Contact Center kami layani 24 jam bisa melalui telepon hingga media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," kata Astawa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kewenangan PLN hanya sampai kWh meter di masing-masing pelanggan. Selebihnya adalah milik dan tanggung jawab pelanggan. Karena itu diharapkan memperhatikan meteran sehingga bisa mengantisipasi arus pendek listrik," kata General Manager PLN UID Bali Nyoman Suwarjoni Astawa di Denpasar, Senin.
Menurut Astawa, pelanggan atau masyarakat terkadang kurang memperhatikan unsur keselamatan dan keamanan dalam instalasi jaringan listrik.
"Masih banyak pelanggan yang menyalur sambungan listrik secara tidak resmi. Selain melanggar aturan, itu bahaya lho," ujar Astawa.
Baca juga: Staf Khusus III Kementerian BUMN kunjungi RKB PLN
Baca juga: PLN Bali tegaskan pekerja mengacu SOP dan budayakan K3
Untuk memastikan dan menjaga keselamatan pelanggan, kata dia, diarapkan pelanggan tidak lagi mengutak-atik kWh meter terlebih dengan menyalurkan listrik ke rumah lain. Tidak hanya itu, pada sisi instalasi listrik pelanggan juga diharapkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan dan telah memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO).
"Instalasi harus dicek berkala, maksimal 10 tahun agar menjamin kualitas instalasi masih laik," kata Astawa menegaskan.
Astawa juga menyarankan masyarakat untuk memperhatikan kondisi listrik sebelum membeli atau mengontrak rumah. "Pastikan kWh meter masih tersegel. Jika masih menggunakan pascabayar, pastikan tagihan sebelumnya telah terbayar," ucapnya.
Apabila pelanggan mengalami permasalahan dengan kWh meter atau ingin melakukan pemindahan kWh meter dapat menghubungi Pusat Layanan (Contact Center) PLN 123. "Contact Center kami layani 24 jam bisa melalui telepon hingga media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," kata Astawa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020