Kurs dolar menguat terhadap safe-haven yen Jepang dan franc Swiss pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena minat terhadap aset berisiko meningkat didorong laporan tentang kemungkinan pengobatan untuk virus corona baru dari China yang telah menyebabkan gangguan besar di kalangan bisnis global.
Mata uang AS juga mendapat dukungan dari laporan penggajian (payrolls) sektor swasta yang kuat untuk Januari, menunjukkan ekonomi terbesar di dunia itu berada di jalur pertumbuhan yang stabil.
Namun, fokusnya tetap pada virus corona, dengan yen dan franc Swiss jatuh setelah laporan berita mengatakan sebuah universitas China telah menemukan obat untuk mengobati orang yang terinfeksi, dan para peneliti di Inggris telah membuat "terobosan signifikan" dalam menemukan vaksin.
Pedagang-pedagang menggunakan berita utama untuk memburu aset-aset berisiko.
"Ada beberapa optimisme tentang kemungkinan cara untuk mengobati gejala dari virus corona," kata Erik Nelson, ahli strategi mata uang, di Wells Fargo Securities di New York.
Virus corona terbaru sejauh ini telah merenggut 490 nyawa, sebagian besar di dalam dan sekitar kota pusat Wuhan yang terkunci, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu. Ada dua kematian di Filipina dan Hong Kong, keduanya setelah kunjungan ke Wuhan.
Investor secara keseluruhan berbesar hati ketika bank sentral China menyuntikkan likuiditas substansial ke dalam sistem keuangan untuk melindungi kejatuhan ekonomi dari virus.
"Tanggapan yang kami lihat dari otoritas China tidak mengejutkan," kata Erik Bregar, kepala strategi valas di Exchange Bank of Canada di Toronto. "Mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk meningkatkan kepercayaan investor dan terus terang kami mengharapkan lebih banyak pelaporan semacam ini."
Sentimen risiko juga membaik setelah data penggajian sektor swasta AS meningkat 291.000 pada Januari, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, jauh di atas ekspektasi kenaikan 156.000 pekerjaan. Kenaikan pekerjaan di Januari adalah yang terbesar sejak Mei 2015.
Selain itu, aktivitas sektor jasa-jasa AS meningkat bulan lalu, dengan industri melaporkan peningkatan pesanan baru. Indeks non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) naik menjadi 55,5 bulan lalu, tertinggi sejak Agustus.
"AS telah menunjukkan sedikit ketahanan untuk waktu yang lama dan sejauh bahwa ekonomi global berhasil mengatasi kesulitan, itu bagus untuk AS," kata Nelson dari Wells Fargo.
Dalam perdagangan sore, dolar menguat 0,3 persen terhadap yen menjadi 109,71 yen, setelah sebelumnya naik ke tertinggi dua minggu di 109,84 yen. Dolar juga naik 0,5 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,9738 franc.
Dolar Australia, sebuah barometer selera risiko terhadap China mengingat hubungan ekonomi Australia yang erat dengan Beijing, juga merupakan tawaran yang baik, naik 0,2 persen versus dolar pada 0,6754 dolar AS.
Mata uang China di pasar luar negeri juga rebound 0,2 persen terhadap dolar, yang turun menjadi 6,9751 yuan.
Euro, sementara itu, melemah 0,4 persen terhadap dolar menjadi 1,0995 dolar, mendorong indeks dolar naik 0,4 persen pada 98,308, sebagian besar terkait dengan kenaikan pekerjaan sektor swasta AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Mata uang AS juga mendapat dukungan dari laporan penggajian (payrolls) sektor swasta yang kuat untuk Januari, menunjukkan ekonomi terbesar di dunia itu berada di jalur pertumbuhan yang stabil.
Namun, fokusnya tetap pada virus corona, dengan yen dan franc Swiss jatuh setelah laporan berita mengatakan sebuah universitas China telah menemukan obat untuk mengobati orang yang terinfeksi, dan para peneliti di Inggris telah membuat "terobosan signifikan" dalam menemukan vaksin.
Pedagang-pedagang menggunakan berita utama untuk memburu aset-aset berisiko.
"Ada beberapa optimisme tentang kemungkinan cara untuk mengobati gejala dari virus corona," kata Erik Nelson, ahli strategi mata uang, di Wells Fargo Securities di New York.
Virus corona terbaru sejauh ini telah merenggut 490 nyawa, sebagian besar di dalam dan sekitar kota pusat Wuhan yang terkunci, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu. Ada dua kematian di Filipina dan Hong Kong, keduanya setelah kunjungan ke Wuhan.
Investor secara keseluruhan berbesar hati ketika bank sentral China menyuntikkan likuiditas substansial ke dalam sistem keuangan untuk melindungi kejatuhan ekonomi dari virus.
"Tanggapan yang kami lihat dari otoritas China tidak mengejutkan," kata Erik Bregar, kepala strategi valas di Exchange Bank of Canada di Toronto. "Mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk meningkatkan kepercayaan investor dan terus terang kami mengharapkan lebih banyak pelaporan semacam ini."
Sentimen risiko juga membaik setelah data penggajian sektor swasta AS meningkat 291.000 pada Januari, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, jauh di atas ekspektasi kenaikan 156.000 pekerjaan. Kenaikan pekerjaan di Januari adalah yang terbesar sejak Mei 2015.
Selain itu, aktivitas sektor jasa-jasa AS meningkat bulan lalu, dengan industri melaporkan peningkatan pesanan baru. Indeks non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) naik menjadi 55,5 bulan lalu, tertinggi sejak Agustus.
"AS telah menunjukkan sedikit ketahanan untuk waktu yang lama dan sejauh bahwa ekonomi global berhasil mengatasi kesulitan, itu bagus untuk AS," kata Nelson dari Wells Fargo.
Dalam perdagangan sore, dolar menguat 0,3 persen terhadap yen menjadi 109,71 yen, setelah sebelumnya naik ke tertinggi dua minggu di 109,84 yen. Dolar juga naik 0,5 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,9738 franc.
Dolar Australia, sebuah barometer selera risiko terhadap China mengingat hubungan ekonomi Australia yang erat dengan Beijing, juga merupakan tawaran yang baik, naik 0,2 persen versus dolar pada 0,6754 dolar AS.
Mata uang China di pasar luar negeri juga rebound 0,2 persen terhadap dolar, yang turun menjadi 6,9751 yuan.
Euro, sementara itu, melemah 0,4 persen terhadap dolar menjadi 1,0995 dolar, mendorong indeks dolar naik 0,4 persen pada 98,308, sebagian besar terkait dengan kenaikan pekerjaan sektor swasta AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020