Denpasar (Antara Bali) - Sedikitnya 300 ribu umat Islam yang sudah belasan, bahkan puluhan tahun menjadi penduduk tetap di Provinsi Bali tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
"Dari 300 ribu muslim di Pulau Dewata itu paling banyak tinggal di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung," kata Ketua Persaudaraan Hindu-Muslim Bali (PHMB) Anak Agung Ngurah Agung kepada ANTARA di Denpasar, Sabtu (14/1) malam.
Ia mengemukakan beberapa faktor penyebab muslim di Bali tak memiliki identitas kependudukan resmi itu, di antaranya keengganan mengurus surat pindah sehingga mereka pun malas mengajukan permohonan KTP.
"Kebanyakan di antara mereka adalah kalangan perantau dari Jawa dan Madura yang sudah puluhan tahun menetap di Bali. Ironisnya, di daerah asal, mereka juga tidak memiliki dokumen kependudukan," katanya saat ditemui di sela-sela pengajian umum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan basket SMA Negeri 4 Denpasar itu.
Ngurah Agung yang gagal menjadi calon Wali Kota Denpasar dari jalur independen itu, menyayangkan hal tersebut terjadi, karena dengan tidak mengurus kelengkapan dokumen kependudukan, maka hak politik mereka selama berada di Pulau Dewata akan hilang.
"Sayangkan, kalau seperti itu. Padahal setidaknya di Bali ini ada beberapa politikus Islam di parlemen yang bisa menyuarakan aspirasi umat Islam," kata tokoh Puri Gerenceng itu mengingatkan.
Ia pun telah meminta aparat pemerintah dan prajuru desa adat di Bali untuk mempermudah permohonan dokumen kependudukan umat Islam.
"Harus diakui keberadaan mereka mampu menggerakkan perekonomian di Bali. Mereka tidak hanya cari duit, tapi turut memengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat setempat," katanya saat memberikan sambutan dalam acara pengajian yang dihadiri oleh sekitar 1.500 umat Islam itu.
Ngurah Agung turut mendampingi pengasuh Pondok Pesantren Walisongo, Situbondo, Jawa Timur, KH Muhammad Kholil As'ad, dalam Safari Maulid ke sejumlah tempat di Bali.
Sebelum di lapangan SMA Negeri 4 Denpasar, pengajian umum itu juga digelar di Sentral Parkir Kuta, Jumat (13/1) malam. Pada Minggu malam pengajian serupa digelar di Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, sedangkan pada Senin (16/1) malam di Gedung Serba Guna, Tuban, Kabupaten Badung.(T.M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Dari 300 ribu muslim di Pulau Dewata itu paling banyak tinggal di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung," kata Ketua Persaudaraan Hindu-Muslim Bali (PHMB) Anak Agung Ngurah Agung kepada ANTARA di Denpasar, Sabtu (14/1) malam.
Ia mengemukakan beberapa faktor penyebab muslim di Bali tak memiliki identitas kependudukan resmi itu, di antaranya keengganan mengurus surat pindah sehingga mereka pun malas mengajukan permohonan KTP.
"Kebanyakan di antara mereka adalah kalangan perantau dari Jawa dan Madura yang sudah puluhan tahun menetap di Bali. Ironisnya, di daerah asal, mereka juga tidak memiliki dokumen kependudukan," katanya saat ditemui di sela-sela pengajian umum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan basket SMA Negeri 4 Denpasar itu.
Ngurah Agung yang gagal menjadi calon Wali Kota Denpasar dari jalur independen itu, menyayangkan hal tersebut terjadi, karena dengan tidak mengurus kelengkapan dokumen kependudukan, maka hak politik mereka selama berada di Pulau Dewata akan hilang.
"Sayangkan, kalau seperti itu. Padahal setidaknya di Bali ini ada beberapa politikus Islam di parlemen yang bisa menyuarakan aspirasi umat Islam," kata tokoh Puri Gerenceng itu mengingatkan.
Ia pun telah meminta aparat pemerintah dan prajuru desa adat di Bali untuk mempermudah permohonan dokumen kependudukan umat Islam.
"Harus diakui keberadaan mereka mampu menggerakkan perekonomian di Bali. Mereka tidak hanya cari duit, tapi turut memengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat setempat," katanya saat memberikan sambutan dalam acara pengajian yang dihadiri oleh sekitar 1.500 umat Islam itu.
Ngurah Agung turut mendampingi pengasuh Pondok Pesantren Walisongo, Situbondo, Jawa Timur, KH Muhammad Kholil As'ad, dalam Safari Maulid ke sejumlah tempat di Bali.
Sebelum di lapangan SMA Negeri 4 Denpasar, pengajian umum itu juga digelar di Sentral Parkir Kuta, Jumat (13/1) malam. Pada Minggu malam pengajian serupa digelar di Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, sedangkan pada Senin (16/1) malam di Gedung Serba Guna, Tuban, Kabupaten Badung.(T.M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012