Salah seorang mahasiswa Indonesia asal Pekanbaru, Riau, yang tengah menjalani studi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Rio Alfi, menyatakan bahwa sebanyak 98 Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk mahasiswa yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, dalam kondisi sehat.

Rio mengatakan bahwa rekan-rekan sesama mahasiswa yang berada di Wuhan tersebut tercatat ada sebanyak 93 orang, sementara lima orang lainnya merupakan ibu rumah tangga termasuk pekerja, di mana semuanya dalam kondisi sehat secara fisik.

"Teman-teman di sini, secara fisik sehat, terhindar dari virus, tapi secara psikologis sedikit down, karena tidak tahu sampai kapan Wuhan akan diisolasi," kata Rio melalui sambungan telepon video dari Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Rio yang tengah menuntut ilmu program S2 di China University of Geosciences (CUG), tinggal bersama istri dan satu orang anaknya yang berusia lima tahun.

Ia bersama keluarganya dan rekan-rekan lainnya, dianjurkan untuk terus berada di dalam rumah untuk menghindari penyebaran virus corona.

Wuhan yang merupakan Ibu Kota Provinsi Hubei tersebut aksesnya ditutup, baik untuk masuk ataupun keluar. Hal tersebut juga berdampak terhadap pasokan bahan makanan atau logistik yang kini mulai menipis.

Logistik yang dimiliki Rio dan keluarganya, saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua hingga tiga hari. Dengan menipisnya pasokan tersebut, harga bahan kebutuhan pokok di Wuhan, juga dilaporkan mengalami kenaikan.

"Untuk logistik juga agak kesulitan untuk mendapatkannya. Karena transportasi dihentikan, barang yang masuk ke sini juga terbatas, untuk mendapatkannya juga berebut dengan warga lokal," kata Rio Alfi.

Rio menambahkan, Warga Negara Indonesia yang berada Wuhan, sesungguhnya ingin segera keluar dari wilayah tersebut. Akan tetapi, keputusan tersebut tidak bisa dilakukan secara pribadi, dan perlu ada campur tangan pemerintah.



Sejauh ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing telah berupaya untuk memberikan jalan terbaik bagi WNI yang ada di Wuhan, termasuk berkoordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Wuhan.

"Kalau kami semua, tentunya ingin keluar dari Wuhan. Tapi itu perlu campur tangan pemerintah. Pihak KBRI sudah mengusahakan jalan terbaik bagi kami," kata Rio Alfi.

Berdasarkan informasi yang diterima dari National Health Commission RRT, per 27 Januari 2020, jumlah total orang yang terinfeksi virus corona di Tiongkok mencapai 2.823 orang, dan menyebabkan 81 orang meninggal dunia.

Di Provinsi Hubei, pemerintah Tiongkok menutup akses masuk dan keluar pada 14 kota yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.
 

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020