Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan jajarannya akan mengisolasi daerah yang terjangkit demam babi Afrika untuk mencegah virus tersebut menyebar dan menjangkiti ternak babi lainnya.

"Salah satunya dengan mengisolasi daerah yang terjangkit sangat total, kemudian daerah lain harus secara rutin, tiap hari harus cek apakah ada virus yang menyangkut," kata Mentan ditemui seusai menghadiri acara Natal di kediaman Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Balai Karantina cegah makanan berbahan babi masuk Bali

Syahrul mengatakan isolasi memang langkah yang paling penting dilakukan untuk mencegah penyebaran virus. "Isolasi untuk dia keluar wilayah, itu yang kita perketat, oleh pemerintah daerah," katanya.

Ia menyebut peternakan babi tidak dikembangkan secara menyeluruh di Indonesia tapi terpusat di satu titik. Kabupaten yang terjangkit juga tidak lebih dari dua atau tiga wilayah. Oleh karena itu, Syahrul mengatakan pengendalian secara maksimal sesuai prosedur, yakni dengan pemusnahan, kini masih dalam proses.

"Kami sudah lakukan pengendalian secara maksimal dilakukan oleh para gubernur, para bupati dan jajaran pengamanan yang ada, tentu saja penanganan sesuai prosedur yang ada, memang kita harus musnahkan di sana dan itu dalam proses," katanya.

Baca juga: Kadis Peternakan Bali upayakan cegah Demam Babi Afrika

Penyakit ASF telah terjadi di 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS), sampai minggu ke-2 Desember 2019, total kematian ternak babi yang terjadi di Sumut dilaporkan mencapai 28.136 ekor.

Baca juga: Ternak babi mati mencapai 30 ribu di Sumut



 

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019