Sejumlah warga di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar, Bali, merangkai Pohon Natal yang tersusun dari anyaman Daun Lontar.

"Pohon Natal ini tingginya 11 meter. Kami sengaja buat untuk menyambut dan memeriahkan Hari Raya Natal tahun ini," ujar Tatang, seorang warga yang bertugas di bagian dekorasi di gereja tersebut di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, pohon natal dari anyaman lontar tersebut membutuhkan waktu proses pengerjaannya sekitar tiga hari yang dilakukan oleh para jemaat di gereja tersebut.

"Itu hanya untuk memasangnya saja ke tiang besi. Kalau daun lontarnya sudah mulai dirangkai ibu-ibu di gereja ini sejak sekitar bulan November yang lalu," tambahnya.

Selama proses membuat anyaman lontar, ia mengaku tidak kesulitan mendapatkan daun lontar yang diperoleh dari kawasan Kabupaten Klungkung, Bali.

Pada proses pembuatannya, setelah anyaman-anyaman tersebut terangkai, pihaknya mulai memasang bagian anyaman lontar yang terdiri dari tujuh bagian besar ke rangka-rangka besi dan kawat yang telah disusun dan disatukan.

Selanjutnya, pihaknya juga memasang sejumlah ornamen hiasan yang menyerupai bentuk topi atau tudung saji khas Bali di atas bagian anyaman lontar.

"Untuk finishing kami memasang lampu berwarna-warni agar tampilan pohon natal yang kami buat dengan biaya sekitar Rp10 juta ini dapat semakin terlihat menarik," kata Tatang.

Ia menjelaskan, pihaknya sengaja memilih anyaman lontar dalam pembuatan pohon Natal tahun ini karena ingin menyatukan dua budaya dan menunjukkan wujud akulturasi budaya yang ada di Bali.

"Lontar ini kan juga banyak digunakan dalam kebudayaan Bali. Jadi melalui pohon Natal dari anyaman lontar ini, kami ingin menunjukkan rasa toleransi serta persatuan karena di Bali ini kuat akan budaya," sebutnya.

Pada perayaan Natal tahun lalu, jemaat di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar itu juga membuat pohon natal unik yang terbuat dari rangkaian limbah botol plastik bekas.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019