Cabang olahraga menembak bikin kejutan dengan meraih dua emas pada hari pertama SEA Games 2019 di Philippine Marine Shooting Range Total, Manila, Senin, dan salah satunya lewat Tirano Baja pada nomor Benchrest Light Vermint.
"Kita kan bermain di out door. Jadi anginnya kencang. Justru di sini saya diuntungkan karena semuanya harus berjuang," kata Baja usai pengalungan medali emas oleh Ketua KONI Pusat Marciano Norman.
Baca juga: Menembak bikin kejutan sumbang dua emas
Pria asal Semarang, Jawa Tengah itu mengaku bangga bisa meraih medali emas. Apalagi, dirinya tidak mempunyai latar belakang militer. Ketekunan dalam berlatih menjadi kunci untuk menjadi yang terbaik.
"Ini SEA Games pertama saya dan langsung dapat emas. Padahal, saya tidak ditargetkan emas. Tapi doa saja tetap emas," kata pria berusia 43 tahun itu.
Meski terbilang senior Tirano Baja mengaku akan terus meningkatkan kemampuannya karena ia ingin meningkatkan level kejuaraan yang akan diikuti. SEA Games 2019 akan dijadikan pijakan mengingat kejuaraan lebih tinggi cukup banyak.
Saat ditanya bagaimana bisa masuk pelatnas SEA Games 2019, pria yang tinggal di Gunung Sari, Semarang itu mengaku melalui proses yang panjang karena harus menjalani seleksi. Makanya saat diterima benar-benar dimanfaatkan.
"Setelah dinyatakan lolos saya terus berlatih maksimal. Beruntung PB Perbakin memberikan dukungan penuh dan hasilnya bisa didapat," kata Baja.
Baca juga: Tim Indonesia raih perak basket 3X3 SEA Games 2019
Sementara itu, Sekjen PB Perbakin Firtian Yudit Swandarta mengatakan target menembak pada kejuaraan dua tahunan itu tiga emas. Dengan demikian tinggal satu lagi target yang harus dipenuhi.
"Seharusnya hari ini bisa tiga. Tapi di nomor Air Rifle Man kita terpeleset dan hanya meraih perak. Jika dapat semua kita tinggal cari tambahan di hari berikutnya," katanya di sela pengalungan medali.
Ada beberapa nama yang belum tampil dan diharapkan mampu menyumbangkan medali emas, yang salah satunya adalah atlet yang sudah dinyatakan lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, yaitu Vidya Rafika yang bakal turun di nomor 10M RF Women.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kita kan bermain di out door. Jadi anginnya kencang. Justru di sini saya diuntungkan karena semuanya harus berjuang," kata Baja usai pengalungan medali emas oleh Ketua KONI Pusat Marciano Norman.
Baca juga: Menembak bikin kejutan sumbang dua emas
Pria asal Semarang, Jawa Tengah itu mengaku bangga bisa meraih medali emas. Apalagi, dirinya tidak mempunyai latar belakang militer. Ketekunan dalam berlatih menjadi kunci untuk menjadi yang terbaik.
"Ini SEA Games pertama saya dan langsung dapat emas. Padahal, saya tidak ditargetkan emas. Tapi doa saja tetap emas," kata pria berusia 43 tahun itu.
Meski terbilang senior Tirano Baja mengaku akan terus meningkatkan kemampuannya karena ia ingin meningkatkan level kejuaraan yang akan diikuti. SEA Games 2019 akan dijadikan pijakan mengingat kejuaraan lebih tinggi cukup banyak.
Saat ditanya bagaimana bisa masuk pelatnas SEA Games 2019, pria yang tinggal di Gunung Sari, Semarang itu mengaku melalui proses yang panjang karena harus menjalani seleksi. Makanya saat diterima benar-benar dimanfaatkan.
"Setelah dinyatakan lolos saya terus berlatih maksimal. Beruntung PB Perbakin memberikan dukungan penuh dan hasilnya bisa didapat," kata Baja.
Baca juga: Tim Indonesia raih perak basket 3X3 SEA Games 2019
Sementara itu, Sekjen PB Perbakin Firtian Yudit Swandarta mengatakan target menembak pada kejuaraan dua tahunan itu tiga emas. Dengan demikian tinggal satu lagi target yang harus dipenuhi.
"Seharusnya hari ini bisa tiga. Tapi di nomor Air Rifle Man kita terpeleset dan hanya meraih perak. Jika dapat semua kita tinggal cari tambahan di hari berikutnya," katanya di sela pengalungan medali.
Ada beberapa nama yang belum tampil dan diharapkan mampu menyumbangkan medali emas, yang salah satunya adalah atlet yang sudah dinyatakan lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, yaitu Vidya Rafika yang bakal turun di nomor 10M RF Women.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019