Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan Bali menjadi prioritas penguatan "Indonesia Tsunami Early Warning System" (InaTEWS) atau sistem peringatan dini tsunami Indonesia sekaligus skenario terburuk apabila Jakarta lumpuh.

"Jadi Bali ini sebagai sistem back-up atau cadangan dari InaTEWS yang telah dioperasikan oleh BMKG di Kantor Pusat Kemayoran, Jakarta sejak 2008," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Secara umum, sistem cadangan InaTEWS telah dibangun di Denpasar, Provinsi Bali pada 2009. Hal ini disiapkan jika terjadi gangguan atau Jakarta lumpuh akibat bencana alam sehingga pengendalian Sistem Peringatan Dini Tsunami akan segera diambil alih oleh BMKG Balai Besar Wilayah III di Denpasar.

Baca juga: Gempa guncang Kabupaten Buleleng

Pemilihan Bali sebagai sistem cadangan juga dengan pertimbangan bahwa daerah itu merupakan destinasi wisata Internasional sehingga perlu memberikan rasa aman dan nyaman terhadap wisatawan domestik maupun asing.

Selain itu, Bali juga mempunyai infrastruktur komunikasi dan sistem kelistrikan yang cukup stabil. Selain itu, Bali memiliki tingkat keamanan yang cukup baik untuk mendukung keamanan sistem dan peralatan yang terpasang.

Baca juga: BPBD Bali: tidak ada bunyi sirine tsunami di Buleleng

Bahkan, didukung juga oleh jumlah sumber daya manusia dan operasional yang memadai dan handal dari segi pengolahan dan analisa gempa bumi.

Ia menjelaskan dari segi sarana dan prasarana, Bali memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

"Hal ini menjadi pertimbangan untuk menjadikan Bali sebagai sistem cadangan InaTEWS selain Jakarta, sehingga sistemnya perlu diperkuat sama dengan pusat," ujar dia.

Baca juga: Gubernur dukung sistem deteksi gempa di Bali setara Jakarta

Sistem-sistem yang dibangun tersebut diantaranya sistem pengolahan dengan fitur-fitur terbaru serta sistem modeling tsunami yang sudah dilengkapi dengan 18.000 skenario di seluruh Indonesia.

Selain itu, pada 2020 dicanangkan penguatan khusus operasional cadangan InaTEWS Bali sehingga diharapkan ketika Jakarta mengalami masalah terkait sistem InaTEWS Jakarta, Bali sudah benar-benar siap menjadi cadangan penuh dari InaTEWS Jakarta.

Ia menyebutkan untuk 2019, pihaknya sudah membangun dua shelter seismik di Bali dan sedang menyiapkan kebutuhan untuk instalasi dua seismograf guna memperkuat jaringan sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami. Dua shelter tersebut berada di Kecamatan Kintamani, Bangli dan Nusa Penida, Klungkung.

"Dua shelter ini juga dibangun sebagai bentuk dukungan BMKG terhadap pertumbuhan pariwisata Bali yang terus meningkat setiap tahunnya," kata dia.

Baca juga: BMKG: Gempa Laut Maluku, Bali, dan Ambon tidak saling berkaitan

Sementara itu untuk Indonesia secara umum, ia menginformasikan saat ini BMKG sedang dalam proses merapatkan jaringan sensor-sensor gempa bumi. Sensor yang telah beroperasi sebanyak 176 sensor dan akan diperbanyak menjadi 585 sensor yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air pada 2020.


Pewarta: Muhammad Zulfikar

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019