Kintamani (Antara Bali) - Sebagian bangunan suci umat Hindu di Bali terpengaruhi ukiran dan hiasan budaya China, yang dipadukan semenjak zaman nenek moyang masyarakat di wilayah tujuan wisata tersebut.

"Pengaruh budaya China itu sangat kentara di beberapa pura yang terdapat di Kabupaten Bangli," kata pengamat kesenian Bali, Kadek Suartaya di sela-sela kegiatan napak tilas Prabu Jaya Pangus yang digelar oleh Bali Safari & Marine Park, di Kintamani, Sabtu.

Seperti diketahui, kisah Prabu Jaya Pangus itu diangkat menjadi cerita dalam pertunjukan kolosal Bali Agung yang dipentaskan di Bali Teather, wahana pementasan dalam kawasan taman rekreasi di Kabupaten Gianyar tersebut.

Dia menjelaskan, bangunan suci umat Hindu yang terpengaruh budaya negeri tirai bambu itu, seperti Pura Ulun Danu Batur dan Pura Penataran Agung Dalem Balingkang.

Bentuk pengaruh itu, tambah Suartaya, dapat terlihat dari ukiran yang merupakan ornamen di pura tersebut. Motif tersebut dinamakan ukiran "patra China".

"Selain itu, ukiran keramik yang ditempelkan pada tembok pembatas pura sebagai hiasan," ujar dosen ISI Denpasar tersebut.

Suartaya mengatakan, hal paling jelas terlihat di dua Pura Khayangan Jagad itu adalah dengan adanya "pelinggih" atau stana dari Dewa Kemakmuran.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011