Tari Jaipong Mojang Priangan yang dibawakan lincah oleh tiga penari, diiringi suara khas dua sinden, diselingi tabuhan kendang dan gamelan, menarik perhatian publik Inggris pada Festival Dance Around the World di Cecil Sharp House, yang terletak di jantung kota London, selama akhir pekan 26-27 Oktober.
Selain jaipongan, para penari SMKN 10 Bandung pimpinan Nandang Sutardi yang berpartisipasi pada ajang seni dan musik di Kota London itu juga ditampilkan Tari Merak yang mendapat sambutan luar biasa dari penonton.
Gerakan kepala dan tangan para penari yang melenggak-lenggok ke sana ke mari seolah menggambarkan gerakan burung merak yang sedang bermain di taman, menarik perhatian tidak hanya penonton, namun juga para penari dan penampil seni dari negara lain yang tampil berada disekitar penonton.
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar melalui sambutan sebelum penampilan Indonesia, mengatakan terima kasih kepada penyelenggara Festival Dance Around the World selama empat tahun terakhir yang mengundang KBRI London berpartisipasi pada acara tersebut.
Direktur Pelaksana Dance Around the World, Anne Leach, menyatakan ucapan terima kasih dan mengungkapkan rasa bahagia, "They are so amazing."
Pengujung Festival Dance Around the World di Cecil Sharp House, London, terkesima ketika menyaksikan serombongan anak-anak Indonesia mengenakan beragam busana warna-warni memasuki ruangan tempat acara festival yang menampilkan berbagai musik dan tari tradisional dari berbagai belahan dunia.
Menurut Thomas Siregar, Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional yang sangat beragam dan begitu indah, dimana salah satunya ditampilkan pada acara tersebut, yakni dari Jawa Barat.
Sementara Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof Aminudin Aziz menyatakan kebanggaannya dapat menghadirkan anak-anak SMKN 10 Bandung yang merupakan bagian dari Program Residensi Sejawat (Peer Residency) di Inggris selama tiga minggu di kota Bracknell, Havering dan Newport, Wales.
Amin mengagumi integritas anak-anak SMKN 10 Bandung yang tidak memperlihatkan rasa lelah sedikitpun, walaupun mereka baru tiba di London Minggu (27/10) dari Indonesia.
Tidak kurang dari 200 penonton memenuhi ruangan utama Cecil Sharp House. Di salah satu sudut, sejumlah anak-anak kecil tanpa malu-malu ikut menari mengikuti gerakan-gerakan Tari Jaipong yang sangat dinamis dan menawan.
Festival tari tradisional tersebut dimeriahkan para penari dan pemusik dari 26 negara. Dari Kawasan Asia, selain Indonesia, juga ada dari Filipina, Myanmar, China, Jepang dan India.
Sebagai tarian pamungkas, ditampilkan Rampak Kendang yang dibawakan dengan apik, memperlihatkan harmonisasi antara gerakan tari dan tabuhan kendang yang sangat enerjik.
Gerakan para penari yang berpindah-pindah, saling bertukar tempat dengan tetap menjaga ritme permainan kendang memukau para penonton yang belum pernah menyaksikan penampilan Rampak Kendang sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Selain jaipongan, para penari SMKN 10 Bandung pimpinan Nandang Sutardi yang berpartisipasi pada ajang seni dan musik di Kota London itu juga ditampilkan Tari Merak yang mendapat sambutan luar biasa dari penonton.
Gerakan kepala dan tangan para penari yang melenggak-lenggok ke sana ke mari seolah menggambarkan gerakan burung merak yang sedang bermain di taman, menarik perhatian tidak hanya penonton, namun juga para penari dan penampil seni dari negara lain yang tampil berada disekitar penonton.
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar melalui sambutan sebelum penampilan Indonesia, mengatakan terima kasih kepada penyelenggara Festival Dance Around the World selama empat tahun terakhir yang mengundang KBRI London berpartisipasi pada acara tersebut.
Direktur Pelaksana Dance Around the World, Anne Leach, menyatakan ucapan terima kasih dan mengungkapkan rasa bahagia, "They are so amazing."
Pengujung Festival Dance Around the World di Cecil Sharp House, London, terkesima ketika menyaksikan serombongan anak-anak Indonesia mengenakan beragam busana warna-warni memasuki ruangan tempat acara festival yang menampilkan berbagai musik dan tari tradisional dari berbagai belahan dunia.
Menurut Thomas Siregar, Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional yang sangat beragam dan begitu indah, dimana salah satunya ditampilkan pada acara tersebut, yakni dari Jawa Barat.
Sementara Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof Aminudin Aziz menyatakan kebanggaannya dapat menghadirkan anak-anak SMKN 10 Bandung yang merupakan bagian dari Program Residensi Sejawat (Peer Residency) di Inggris selama tiga minggu di kota Bracknell, Havering dan Newport, Wales.
Amin mengagumi integritas anak-anak SMKN 10 Bandung yang tidak memperlihatkan rasa lelah sedikitpun, walaupun mereka baru tiba di London Minggu (27/10) dari Indonesia.
Tidak kurang dari 200 penonton memenuhi ruangan utama Cecil Sharp House. Di salah satu sudut, sejumlah anak-anak kecil tanpa malu-malu ikut menari mengikuti gerakan-gerakan Tari Jaipong yang sangat dinamis dan menawan.
Festival tari tradisional tersebut dimeriahkan para penari dan pemusik dari 26 negara. Dari Kawasan Asia, selain Indonesia, juga ada dari Filipina, Myanmar, China, Jepang dan India.
Sebagai tarian pamungkas, ditampilkan Rampak Kendang yang dibawakan dengan apik, memperlihatkan harmonisasi antara gerakan tari dan tabuhan kendang yang sangat enerjik.
Gerakan para penari yang berpindah-pindah, saling bertukar tempat dengan tetap menjaga ritme permainan kendang memukau para penonton yang belum pernah menyaksikan penampilan Rampak Kendang sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019