Denpasar (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik mencatat daya beli petani di pedesaan Bali mencapai 0,99 persen sepanjang November 2011, sehingga tingkat kesejahteraan mereka tergolong bagus.
Kepala BPS Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Jumat mengatakan, kenaikan sebesar itu merupakan yang tertinggi di Indonesia, terutama berkat kenaikan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai merah.
Sedangkan penurunan nilai tukar petani terbesar terjadi di Provinsi DI Yogyakarta, terutama disebabkan penurunan harga komoditas pada subsektor tanaman pangan, khususnya kacang tanah.
Peningkatan daya beli petani Bali melebihi nasioanl yang selama November hanya mencapai 0,12 persen. Indeks yang diterima petani Bali naik 1,12 persen, sedangkan secara nasional hanya naik 0,48 persen.
Peningkatan kesejahteraan di Bali didasarkan kenaikan nilai tukar petani pedesaan dihitung berdasarkan perbandingan indeks harga yang diterima dan dibayar mencapai 107,79, di atas nasional yang hanya 105,64 persen, ujar Gede Suarsa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kepala BPS Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Jumat mengatakan, kenaikan sebesar itu merupakan yang tertinggi di Indonesia, terutama berkat kenaikan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai merah.
Sedangkan penurunan nilai tukar petani terbesar terjadi di Provinsi DI Yogyakarta, terutama disebabkan penurunan harga komoditas pada subsektor tanaman pangan, khususnya kacang tanah.
Peningkatan daya beli petani Bali melebihi nasioanl yang selama November hanya mencapai 0,12 persen. Indeks yang diterima petani Bali naik 1,12 persen, sedangkan secara nasional hanya naik 0,48 persen.
Peningkatan kesejahteraan di Bali didasarkan kenaikan nilai tukar petani pedesaan dihitung berdasarkan perbandingan indeks harga yang diterima dan dibayar mencapai 107,79, di atas nasional yang hanya 105,64 persen, ujar Gede Suarsa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011