Singaraja (Antara Bali) - Rencana pembangunan terminal LNG yang merupakan bentuk kerja sama PT Indonesia Power dengan Pertagas, anak usaha PT Pertamina yang bergerak di bidang hilir minyak dan gas bumi,  terancam mundur.

General Manager Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Bali, Antonius RT Artono, Kamis, mengatakan, saat ini pembentukan kerja sama membuat perusahaan baru pengelola terminal gas di Pulau Dewata masih terganjal kepastian suplai gas dari PT Pertamina.

Dia menambahkan, hingga sekarang belum ada kesepakatan melalui kontrak kerja terkait suplai gas. Pertamina hanya memberikan potensi pasokan gas yang ditinjau dari sisi efisiensi dan letak, berasal dari Badak NGL di Bontang.

"Saat ini proyek masih berada pada tahap studi kelayakan," katanya saat berkunjung ke PLTG Pemaron, di Singaraja, Bali.

Pada perencanaan regasifikasi, perusahaan patungan yang belum ditentukan namanya itu mampu mengolah gas sebanyak 40 MMscfd, guna menjamin keamanan listrik di Bali.

PT Indonesia Power membutuhkan gas itu selama tiga tahun pertama. "Kami merencanakan pembangunan konstruksi terminal penampung gas dimulai pada pertengahan 2012," ujarnya.(**)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011