Minum kopi sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat Indonesia, terbukti konsumsi kopi di negara ini melonjak hingga 174 persen pada 2016, menurut data Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO).
Seiring menjamurnya kedai-kedai kopi di perkotaan, tingkat konsumsi kopi robusta dan arabika di kalangan kaum urban terus meningkat 8 persen setiap tahunnya.
Melihat tren ini, HonestDocs, sebuah platform informasi kesehatan, menggelar survei nasional terhadap 9.684 orang Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum kopi mereka.
Responden penelitian terdiri dari 35 persen responden dan 65 persen wanita, dengan dominasi usia antara 18-34 tahun.
Dari data yang terkumpul, 61 persen responden yang didominasi oleh pria mengaku sebenarnya tidak suka minum kopi. Sementara 39 persen dari partisipan studi mengaku minum kopi minimal 1 gelas sehari.
Dalam hal frekuensi, rata-rata mayoritas responden menikmati 1 gelas kopi per hari (21,6%), namun tidak sedikit juga yang meminum sekitar 2-3 gelas per hari (10,5%), dan bahkan sekitar 1,9% responden terbiasa minum kopi lebih dari 11 gelas setiap harinya.
Ternyata kaum pria lebih sering mengonsumsi kopi ketimbang wanita. Rata-rata wanita Indonesia meminum 1 gelas kopi per hari (64,4%), sementara mayoritas responden pria menghabiskan 2-3 gelas kopi per hari (21%). Sebanyak 4,5 persen responden pria mengaku minum kopi 4-5 gelas per hari, dan bahkan 3 persen lainnya mengaku menghabiskan lebih dari 11 gelas kopi.
Jumlah peminum kopi terbanyak ada di Provinsi DKI Jakarta (57%), Sumatera Barat (57%), dan Sulawesi Utara (51%).
Secara demografi, HonestDocs menemukan bahwa 23 persen remaja berusia 12-17 tahun mengaku suka minum kopi.
Ditemukan juga semakin bertambah usia, tingkat keseringan konsumsi kopi semakin meningkat. Sebanyak 23 persen responden lansia bahkan minum kopi setidaknya 11 gelas sehari.
Melihat fakta itu, muncul pertanyaan, berapa gelas idealnya seseorang mengonsumsi kopi dalam sehari, mengingat minuman berkafein ini juga tidak baik jika dikonsumsi berlebihan.
Jika dikonsumsi terlalu sering, kandungan ini bisa menimbulkan masalah pencernaan dan otak. Belum lagi kadar gula yang tinggi pada sajian kopi tertentu.
Menurut penelitian dalam jurnal PLoS ONE tahun 2015, takaran ideal konsumsi kopi adalah 2-3 gelas per hari. Dengan takaran ideal ini, kandungan antioksidan pada kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Tubuh akan terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, serta kematian dini. Bahkan, menurut penelitian tersebut, takaran 2-3 gelas atau setara dengan 170-375 mg kafein per hari bisa menurunkan resiko disfungsi erektil.
Untuk pola konsumsi yang lebih sehat, hindari menambahkan gula ke dalam kopi. Alih-alih menyehatkan, asupan gula justru menambah jumlah kadar gula atau kalori yang mengganggu metabolisme tubuh.
“Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami efek kopi terhadap tubuh. Dengan takaran yang pas, kopi memang dapat menjaga kesehatan, namun kopi yang dimaksud adalah kopi hitam murni yang pekat - bukan olahan kopi yang sudah ditambahkan gula, krim, pemanis buatan, dan sebagainya,” jelas tim medis HonestDocs dalam siaran pers, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Seiring menjamurnya kedai-kedai kopi di perkotaan, tingkat konsumsi kopi robusta dan arabika di kalangan kaum urban terus meningkat 8 persen setiap tahunnya.
Melihat tren ini, HonestDocs, sebuah platform informasi kesehatan, menggelar survei nasional terhadap 9.684 orang Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum kopi mereka.
Responden penelitian terdiri dari 35 persen responden dan 65 persen wanita, dengan dominasi usia antara 18-34 tahun.
Dari data yang terkumpul, 61 persen responden yang didominasi oleh pria mengaku sebenarnya tidak suka minum kopi. Sementara 39 persen dari partisipan studi mengaku minum kopi minimal 1 gelas sehari.
Dalam hal frekuensi, rata-rata mayoritas responden menikmati 1 gelas kopi per hari (21,6%), namun tidak sedikit juga yang meminum sekitar 2-3 gelas per hari (10,5%), dan bahkan sekitar 1,9% responden terbiasa minum kopi lebih dari 11 gelas setiap harinya.
Ternyata kaum pria lebih sering mengonsumsi kopi ketimbang wanita. Rata-rata wanita Indonesia meminum 1 gelas kopi per hari (64,4%), sementara mayoritas responden pria menghabiskan 2-3 gelas kopi per hari (21%). Sebanyak 4,5 persen responden pria mengaku minum kopi 4-5 gelas per hari, dan bahkan 3 persen lainnya mengaku menghabiskan lebih dari 11 gelas kopi.
Jumlah peminum kopi terbanyak ada di Provinsi DKI Jakarta (57%), Sumatera Barat (57%), dan Sulawesi Utara (51%).
Secara demografi, HonestDocs menemukan bahwa 23 persen remaja berusia 12-17 tahun mengaku suka minum kopi.
Ditemukan juga semakin bertambah usia, tingkat keseringan konsumsi kopi semakin meningkat. Sebanyak 23 persen responden lansia bahkan minum kopi setidaknya 11 gelas sehari.
Melihat fakta itu, muncul pertanyaan, berapa gelas idealnya seseorang mengonsumsi kopi dalam sehari, mengingat minuman berkafein ini juga tidak baik jika dikonsumsi berlebihan.
Jika dikonsumsi terlalu sering, kandungan ini bisa menimbulkan masalah pencernaan dan otak. Belum lagi kadar gula yang tinggi pada sajian kopi tertentu.
Menurut penelitian dalam jurnal PLoS ONE tahun 2015, takaran ideal konsumsi kopi adalah 2-3 gelas per hari. Dengan takaran ideal ini, kandungan antioksidan pada kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Tubuh akan terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, serta kematian dini. Bahkan, menurut penelitian tersebut, takaran 2-3 gelas atau setara dengan 170-375 mg kafein per hari bisa menurunkan resiko disfungsi erektil.
Untuk pola konsumsi yang lebih sehat, hindari menambahkan gula ke dalam kopi. Alih-alih menyehatkan, asupan gula justru menambah jumlah kadar gula atau kalori yang mengganggu metabolisme tubuh.
“Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami efek kopi terhadap tubuh. Dengan takaran yang pas, kopi memang dapat menjaga kesehatan, namun kopi yang dimaksud adalah kopi hitam murni yang pekat - bukan olahan kopi yang sudah ditambahkan gula, krim, pemanis buatan, dan sebagainya,” jelas tim medis HonestDocs dalam siaran pers, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019