Oleh  Edi Utama
Keberadaan PT Aneka Tambang (Persero), salah satu BUMN dengan kegiatan usaha berupa penambangan di Pulau Halmahera, Maluku Utara, dinilai sebagai berkah yang patut disyukuri oleh masyarakat setempat.

"Sebagai putra daerah, saya menyerukan kepada masyarakat Halmahera agar mensyukuri kehadiran PT Antam di sini karena ke depan aktivitasnya akan menjadi penggerak roda perekonomian Halmahera," kata Manajer Umum (GM) Urusan Umum (General Affairs) PT Antam Halmahera, Said H Tahir, kepada ANTARA di Ternate, Sabtu (12/11).

Karena potensi besar PT Antam di Halmahera, kata Said Tahir, maka  rakyat Halmahera mendukung sepenuhnya kegiatan operasi penambangan perusahaan badan usaha pertambangan milik negara itu. Operasi penambangan nikel di Buli, Kabupaten Halmahera Timur, juga akan semakin ditingkatkan.

Dijelaskan, manfaat langsung yang akan segera bisa dinikmati rakyat Halmahera, ialah antara lain dan secara tidak langsung dalam bentuk penyediaan tenaga listrik. Ini karena  di sini akan dibangun pembangkit listrik skala besar yang investasinya saja sebesar Rp4 triliun.

Penambahan tenaga listrik besar-besaran, yang pengelolaannya nanti bekerjama dengan PT PLN di Halmahera, kata Said Tahir, ialah guna untuk mendukung operasi pabrik pengolahan bijih ferro-nikel PT Antam yang  dimulai pembangunannya akhir November 2011.

Kapasitas produksi pabrik ferro-nikel di Buli akan mencapai 27.000 ton per tahun, dengan investasi  sebesar 1,6 miliar dolar AS, termasuk pembangkit listrik dan diperkirakan akan bisa operasional komersiil mulai semester kedua tahun 2014.

"Kapasitas itu setara dengan tiga pabrik ferro-nikel PT Antam yang sudah beroperasi di Pomala, Sulawesi," kata Said Tahir yang menambahkan kapasitas itu menjadikan pabrik Antam di Buli sebagai salah satu terbesar di Indonesia sebagai penghasil ferro-nikel.

Sebagai gambaran besarnya proyek PT Antam di Buli tersebut, setidak-tidaknya tujuh menteri akan datang menghadiri peresmian permulaan proyek pada 30 November 2011 di Buli, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

"Kehadiran Pak Dahlan Iskan khususnya juga untuk meresmikan permulaan proyek pembangkit listrik yang berbiaya Rp4 triliun itu," kata Said Tahir mengenai kerjasama yang merupakan model bisnis baru bagi PLN, yakni PLN membangun pembangkit baru yang sebagian besar untuk memasok tenaga listrik ke Antam.

Kerjasama sinergis kedua BUMN itu terjalin pada bulan Juni 2011 yang mencakup kerjasama suplai energi selama 30 tahun untuk operasi dan infrastrukturnya. PLN membiayai, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas total 260MW untuk kebutuhan proyek tersebut.

Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis, saat penandatanganan kerjasama itu di Jakarta, Maret 2011 mengatakan sinergi itu tak hanya akan menguntungkan kedua BUMN. Masyarakat di sekitar pertambangan pun akan bisa merasakan manfaatnya.

"Ini  langkah strategis dalam upaya Antam untuk terus bertumbuh melalui eksekusi sinergi antara BUMN dalam mencapai tujuan korporasi, sekaligus dapat memberikan nilai tambah bagi masing-masing BUMN dan kepada masyarakat di sekitar wilayah pertambangan," kata Alwin Syah Lubis.


Tanggung Jawab

Halmahera pulau terbesar di Provinsi Maluku Utara dengan luas wilayah 17.780 km² dan total populasi mendekati 200.000 jiwa. Pulau ini dibagi menjadi lima wilayah, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Tengah.

Antam juga menunjukkan perhatian dan tanggung jawab sosialnya pasca penambangan. Akhir Oktober lalu, misalnya, Antam menandatangani nota kesepahaman dengan Pemkab Halmahera Tengah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate dan LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB).

Nota kesepaham  mengenai pemberian dana tanggung jawab sosial (CSR) kepada masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah itu ditandatangani oleh Direktur Utama Alwinsyah Lubis dan Bupati Halmahera Tengah, Al Yasin Ali. Kerjasama itu sendiri bertitik berat pada pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Mengenai hal itu, Alwinsyah lubis mengatakan Antam bertekad dalam pelaksanaan program pascatambang secara bertanggung jawab. Di dalam setiap kegiatan usaha Antam senantiasa akan selalu memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, mulai dari awal kegiatan operasi hingga proses penutupan tambang dan pasca kegiatan tambang berakhir.

Dana CSR yang diberikan Antam sebesar Rp33,6 miliar dialokasi dalam program pemberdayaan masyarakat, antara lain perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, dan kelembagaan usaha, serta pengadaan dan pemasangan jaringan listrik bagi masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah. Dana diberikan bertahap selama tiga tahun hingga tahun 2013.

Program CSR ini sebagai kelanjutan dari program CSR yang sebelumnya telah dilakukan oleh Antam di Halmahera Tengah setelah kegiatan operasi perusahaan selesai sejak tahun 2009.

Program CSR yang telah dan sedang dilakukan Antam antara lain program budidaya kepiting kenari, budi daya rumput laut, pemberian beasiswa, pembangunan perpustakaan, pelatihan bagi nelayan perikanan, dan pelatihan keterampilan lainnya bagi masyarakat sekitar.

Bantuan sosial Antam sebelumnya juga disalurkan untuk pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan, dan perbaikan infrastruktur di Halmahera Timur. Presiden Direktur Pertambangan Nikel PT Antam-Maluku Utara, Sukristiawan, saat peluncuran CSR itu mengatakan pihaknya berusaha agar dana   bisa tersalurkan secara maksimal.

Program berkelanjutan yang dilakukan berupa pemberian bantuan beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa S-l serta S-2. Itu karena fasilitas pendidikan di Halmahera Timur masih minim, sesuatu yang dinilai perlu perhatian besar. (T.E-004).

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011