Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong tiga sektor prioritas, diantaranya film, aplikasi dan digital serta musik agar meningkat pesat, baik dalam perkembangan dan prosesnya karena memiliki potensi nilai ekonomi yang besar.
"Jadi kami punya 16 subsektor, lalu kami menetapkan tiga subsektor unggulan, kenapa unggulan karena sudah berkembang dengan cepat, sedangkan subsektor prioritas potensinya besar sekali, multiplier efeknya juga besar, tapi belum berkembang sejauh ini belum banyak perhatian pemerintah, padahal punya nilai besar dan harus berkembang,"kata Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri, Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Bekraf, K. Candra Negara, di Nusa Dua, Rabu.
Ia mengatakan permasalahan terletak pada akses pasar, untuk itu Ia menegaskan akan memfasilitasi, baik dalam bentuk akses modal dan pasar. Untuk aplikasi dan digital dalam bentuk game, film dan musik saat ini belum tertata infrastruktur dan ekosistemnya.
Dengan begitu pihaknya bersama Pemerintah Indonesia akan menggencarkan dan menata tiga sektor prioritas ini. Disamping itu, Candra tetap mendukung 10 subsektor yang lain yaitu pada penerbitan, publishing, desain produk, arsitektur dan lainnya.
Permasalahan untuk tiga sektor prioritas itu juga disebabkan oleh akses permodalan dan kurangnya dorongan dalam melahirkan karya - karya bernilai ekonomi. Untuk akses permodalan, Candra menuturkan bahwa anggaran pemerintah untuk pengelolaan ekonomi kreatif ini nilainya terbatas.
Di tahun ini, untuk program Bekraf hanya terbatas sekitar Rp670 miliar dan tahun depan akan meningkat anggarannya sekitar 30 atau 28 persen menjadi Rp800 Miliar.
Kebutuhan anggaran yang tidak sedikit mencakup beberapa unsur, diantaranya, sebagai wadah untuk mempromosikan ekonomi kreatif, memberikan bantuan capacity building kepada Pemerintah Daerah atau asosiasi - asosiasi agar membantu memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kemampuan ekonomi kreatif di daerah masing-masing.
Selain itu, juga anggaran digunakan untuk memberikan dukungan kepada pelaku ekonomi kreatif yang akan melakukan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri, misalnya membuat sebuah proyek dengan mengembangkan potensi dalam negeri, dalam kancah festival Internasional.
" Nah yang lalu anggaran itu juga digunakan dalam peningkatan kapasitas, misalnya ada film Indonesia yang terpilih memenangkan sebuah penghargaan dan keterbatasan dana, kami bantu dengan syarat mampu mengharumkan nama bangsa,"ujar Candra.
Pihaknya mengaku akan berusaha membantu untuk melintasi akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif. Salah satu nya, Bekraf menyelenggarakan forum, yang bisa mendatangkan investor dari beberapa perusahaan untuk selanjutnya dihubungkan dengan pelaku ekonomi kreatif agar memudahkan akses itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Jadi kami punya 16 subsektor, lalu kami menetapkan tiga subsektor unggulan, kenapa unggulan karena sudah berkembang dengan cepat, sedangkan subsektor prioritas potensinya besar sekali, multiplier efeknya juga besar, tapi belum berkembang sejauh ini belum banyak perhatian pemerintah, padahal punya nilai besar dan harus berkembang,"kata Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri, Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Bekraf, K. Candra Negara, di Nusa Dua, Rabu.
Ia mengatakan permasalahan terletak pada akses pasar, untuk itu Ia menegaskan akan memfasilitasi, baik dalam bentuk akses modal dan pasar. Untuk aplikasi dan digital dalam bentuk game, film dan musik saat ini belum tertata infrastruktur dan ekosistemnya.
Dengan begitu pihaknya bersama Pemerintah Indonesia akan menggencarkan dan menata tiga sektor prioritas ini. Disamping itu, Candra tetap mendukung 10 subsektor yang lain yaitu pada penerbitan, publishing, desain produk, arsitektur dan lainnya.
Permasalahan untuk tiga sektor prioritas itu juga disebabkan oleh akses permodalan dan kurangnya dorongan dalam melahirkan karya - karya bernilai ekonomi. Untuk akses permodalan, Candra menuturkan bahwa anggaran pemerintah untuk pengelolaan ekonomi kreatif ini nilainya terbatas.
Di tahun ini, untuk program Bekraf hanya terbatas sekitar Rp670 miliar dan tahun depan akan meningkat anggarannya sekitar 30 atau 28 persen menjadi Rp800 Miliar.
Kebutuhan anggaran yang tidak sedikit mencakup beberapa unsur, diantaranya, sebagai wadah untuk mempromosikan ekonomi kreatif, memberikan bantuan capacity building kepada Pemerintah Daerah atau asosiasi - asosiasi agar membantu memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kemampuan ekonomi kreatif di daerah masing-masing.
Selain itu, juga anggaran digunakan untuk memberikan dukungan kepada pelaku ekonomi kreatif yang akan melakukan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri, misalnya membuat sebuah proyek dengan mengembangkan potensi dalam negeri, dalam kancah festival Internasional.
" Nah yang lalu anggaran itu juga digunakan dalam peningkatan kapasitas, misalnya ada film Indonesia yang terpilih memenangkan sebuah penghargaan dan keterbatasan dana, kami bantu dengan syarat mampu mengharumkan nama bangsa,"ujar Candra.
Pihaknya mengaku akan berusaha membantu untuk melintasi akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif. Salah satu nya, Bekraf menyelenggarakan forum, yang bisa mendatangkan investor dari beberapa perusahaan untuk selanjutnya dihubungkan dengan pelaku ekonomi kreatif agar memudahkan akses itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019