Presiden Joko Widodo yang menjadi inspektur upacara renungan suci pada malam 17 Agustus 2019 di Taman Malam Pahlawan Nasional Utama Kalibata mengatakan jalan para pahlawan yang telah gugur merupakan jalan seluruh bangsa Indonesia.
"Kami menyatakan hormat atas keridhoan dan keikhlasan para pahlawan demi perjuangan bangsa," kata Presiden ketika membacakan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Sabtu dini hari.
Presiden menyebut terdapat 10.026 jenazah para pahlawan yang dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Nasional Utama Kalibata, termasuk para pejuang, tokoh nasional, dan pejuang tidak dikenal.
Baca juga: Presiden: keutuhan NKRI yang terpenting
Pada renungan suci tersebut, Presiden juga sempat menyebut pahlawan-pahlawan lain yang gugur dan dimakamkan di berbagai kota, dusun, lereng gunung, lembah ngarai, hingga dasar laut.
Setelah membacakan renungan suci, Presiden memimpin hening cipta untuk mengenang arwah para pahlawan, dilanjutkan penghormatan yang dipimpin komandan upacara Kolonel Inf Slamet Riadi.
Renung suci ditutup doa yang dibacakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami menyatakan hormat atas keridhoan dan keikhlasan para pahlawan demi perjuangan bangsa," kata Presiden ketika membacakan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Sabtu dini hari.
Presiden menyebut terdapat 10.026 jenazah para pahlawan yang dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Nasional Utama Kalibata, termasuk para pejuang, tokoh nasional, dan pejuang tidak dikenal.
Baca juga: Presiden: keutuhan NKRI yang terpenting
Pada renungan suci tersebut, Presiden juga sempat menyebut pahlawan-pahlawan lain yang gugur dan dimakamkan di berbagai kota, dusun, lereng gunung, lembah ngarai, hingga dasar laut.
Setelah membacakan renungan suci, Presiden memimpin hening cipta untuk mengenang arwah para pahlawan, dilanjutkan penghormatan yang dipimpin komandan upacara Kolonel Inf Slamet Riadi.
Renung suci ditutup doa yang dibacakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019