Indonesia Indicator (I2) mencatat ada sebanyak 10 nama menteri paling banyak dibicarakan netizen (warganet) di media sosial, Facebook.

"Sri Mulyani, Lukman Hakim Saifuddin dan Luhut Binsar Panjaitan merupakan tiga menteri yang paling banyak diperbincangkan di Facebook," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang saat memaparkan hasil risetnya bertajuk "Menteri dalam Framing Media Sosial 2019", di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Sri Mulyani pastikan Perpres mobil listrik segera dikeluarkan
Baca juga: Menkeu ungkapkan potensi lesunya kegiatan ekonomi pada 2019

Indonesia Indicator (I2) melakukan riset berbagai percakapan mengenai menteri, kementerian, dan kebijakan kementerian sepanjang Juli 2018 hingga Juli 2019.

Data pembicaraan terkait Menteri di Facebook mencapai 55.848 post dari 15.548 akun organik. Sedangkan, pembicaraan terkait Kebijakan Menteri mencapai 62.662 post dari 19.977 akun organik.

"Berbagai perbincangan di Facebook dalam riset ini berasal dari akun organik, bukan robot. Dengan demikian, percakapan mengenai Menteri dan Kebijakan Menteri di Facebook relatif berlangsung secara alami," ujar Rustika.

Pembicaraan mengenai "Menteri Kabinet", tambah Rustika, mulai ramai dibicarakan sejak 9 Juli 2018 dan intensitasnya terus mengalami kenaikan hingga 15 Juli 2019.

Rustika menyebutkan dalam setahun terakhir, Menteri Keuangan Sri Mulyani dibicarakan sebanyak 6.152 kali dalam. Respons yang ditujukan padanya relatif beragam, dan dekat dengan persoalan keseharian.

"Di antaranya, soal gaji pegawai negeri, pencairan THR dan gaji ke13, kenaikan tarif STNK, hingga soal utang negara," tuturnya.

Menteri Agama Lukman Hakim juga populer di Facebook dengan 4.847 percakapan. Isu yang dibicarakan tentang musim haji dan acara keagamaan.

Selain itu, isu korupsi di daerah dan kementerian pusat juga cukup menjadi bahan perbincangan.

Sementara itu, nama Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan menjadi figur menteri yang banyak dibicarakan ketiga dengan 4.494 percakapan.

Perbincangan tentang Luhut, terkait dengan situasi pemilu, terutama isu rencana pertemuannya dengan Prabowo pasca-pilpres.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di posisi keempat dengan 4.085 pembicaraan.

Posisi kelima ditempati Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (3.217 pembicaraan). Adapun lima nama terakhir yang masuk daftar adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan 3.077 pembicaraan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman (2.993 pembicaraan), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (2.163 pembicaraan), Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (1.933 pembicaraan), serta Menteri Kesehatan Nila Moeloek (1.861 pembicaraan).

Rustika mengatakan, respons netizen Facebook dalam pembicaraan terkait menteri-menteri itu beragam.

Lukman Hakim Saifuddin, misalnya, memperoleh tanggapan positif (51,08 persen atau 2.476 pembicaraan) antara lain dari pelaksanaan haji dan umrah, penetapan Hari Santri, isu pengeras suara masjid, serta kegiatan keagamaan seperti Idulfitri dan puasa Ramadan.

Sedangkan sentimen negatif (25,50 persen atau 1.236 pembicaraan) muncul dari masalah korupsi di Kementerian Agama--termasuk ditemukannya uang yang diduga suap di kantornya; serta isu dana haji untuk pembangunan infrastruktur.

Luhut Binsar Panjaitan memperoleh sentimen positif (43,66 persen atau 1.962 pembicaraan) antara lain dari perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman dan program Integrated Fishing Industry. Sementara sentimen negatif muncul antara lain dari film dokumenter Sexy Killer tentang "kotornya" bisnis batu bara di Indonesia dan kerusuhan pasca-pengumuman hasil pemilihan presiden.

Untuk Wiranto, nada positif (49,91 persen atau 2.039 pembicaraan) antara lain berasal dari ajakan tidak golput dalam pemilu dan penegasan bahwa kecurangan pemilihan presiden mestinya dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi.

Sedangkan tone negatif antara lain dari isu pengusutan pelanggaran hak asasi manusia masa lalu dan kerusuhan pasca-pengumuman hasil pemilihan presiden.

"Dua menteri itu banyak dibicarakan terkait kerusuhan setelah pemilu," ujar Rustika dalam siaran persnya.

Beberapa menteri lainnya yang juga cukup populer di mata netizen facebook lebih terkait kebijakan atau program kerja kementerian mereka yang memang menonjol dalam melayani kebutuhan mendasar seperti sistem pelayanan kesehatan (BPJS), sistem pendidikan (pelaksanaan UNBK, PPDB/sistem zonasi, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, dsb), sistem transportasi publik (kelancaran mudik, harga tiket pesawat), pembangunan infrastruktur, pelayanan keagamaan (ibadah haji, bulan Ramadhan, mudik, dsb), pengelolaan dana desa, dan masalah energi.

Selain dikenal karena banyak berurusan dengan pelayanan publik atau kebutuhan hidup sehari-hari, kerap menjadi narasumber media untuk berbagai persoalan dan kemudahan akses memperoleh pelayanan publik tersebut, beberapa menteri dalam catatan ini juga kerap berurusan dengan masalah korupsi atau maladministrasi yang terjadi di lingkungan instansinya.

Berdasarkan atas jenis 25 kebijakan kementerian yang terbanyak dipercakapkan di Facebook, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian desa menduduki posisi tiga teratas.

Hal ini menunjukkan bahwa berbagai kebijakan khususnya dalam bidang Pendidikan, seperti zonasi, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), guru honorer, dan Ujian Akhir Nasional, merupakan salah satu persoalan yang terbanyak dibicarakan netizen di Facebook karena dianggap cukup meresahkan dan perlu ada sosialisasi serta strategi komunikasi yang lebih baik.

Sementara itu, untuk program kementerian yang terbanyak mendapat respons masyarakat adalah dana desa, guru honorer, agenda forum Internasional, serta Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Program dana desa banyak dibincangkan tidak hanya manfaat yang telah diterima masyarakat, namun juga harapan untuk pengelolaan dana desa yang lebih baik, demikian Rustika Herlambang.

 

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019