Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, menyatakan pihaknya akan mementaskan Seni Wayang dan Topeng Gajah Mada dalam Festival Ulun Danu Beratan 2019 untuk mengajarkan nilai-nilai Persatuan Indonesia, setelah "Tabanan Harmony Festival" beberapa bulan yang lalu.
"Wayang dan Topeng Gajah Mada adalah salah satu sarana pemersatu Bangsa di tengah situasi Bangsa Indonesia pasca Hajatan Pesta Demokrasi pada April lalu," katanya di Tabanan, Rabu, tentang festival tahunan milik Kabupaten Tabanan itu.
Oleh karena itu, Bupati Eka bertandang dan mapekeling ke Grya Peling Padang Tegal, Ubud, Gianyar, untuk melakukan ‘atur piuning’ atau mohon restu di kediaman Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, agar diberikan kepercayaan mementaskan kesenian sakral tersebut.
Didampingi Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, AA. Dalem Tresna Ngurah, salah satu anggota DPRD Kabupaten Tabanan, I Nyoman Suadiana serta Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan, I Putu Dian Setiawan, Bupati Eka memohon Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, juga bersedia mementaskan Topeng dan Wayang Emas Mahapatih Gajah Mada Majapahit pada pagelaran Festival Ulundanu 2019.
Menurut Bupati Eka, penting mementaskan seni Wayang dan Topeng Emas Sakral tersebut dengan harapan bisa menebarkan vibrasi positif untuk merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa di bawah bingkai Pancasila. Juga diharapkan dengan pementasannya nanti akan benar-benar dapat membawa Tabanan dan Indonesia pada umumnya ke arah yang lebih baik lagi.
"Ada spirit perjuangan yang besar yang Saya rasakan, bagaimanan kita mempersatukan Nusantara. Jadi, Mahapatih Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya di zaman itu bisa menyatukan Indonesia. Nah artinya sekarang-pun kita harus bisa bersatu . Karena kalau kita sudah bersatu pasti kita akan sejahtera," katanya.
Keinginan luhur Bupati Eka itu disambut baik oleh Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, yang saat itu didampingi oleh sang penari sekaligus Dalang Wayang dan Topeng Emas Sakral tersebut, yakni Bagus Wastika.
Apalagi Festival ini akan menghadirkan Petinggi dan Orang Penting di Indonesia, sehingga bisa menampilkan di mata Dunia bahwa Bali masih memiliki dan sangat menjaga benda-benda Sejarah zaman kerajaan Majapahit.
Bagus Wastika selaku penari sekaligus dalang Seni Sakral tersebut menanggapi dengan serius keinginan dari Bupati Eka. Ia sangat menantikan Bupati Eka meminta izin untuk mementaskan Seni Wayang Topeng Gajah Mada ini di Festival Ulundanu, apalagi Ulundanu merupakan salah satu Cakra Dunia.
"Tanpa disadari dan tanpa Bu Eka meminta untuk mementaskan disana, sebenarnya itu yang Saya tunggu. Ini untuk Dunia, karena salah satu simpul Cakra Dunia itu ada di Bedugul itu. Bukan kita yang menyatakan itu, itu adalah pernyataan praktisi dari spiritual Dunia,” ungkapnya.
Sang dalang juga mengatakan bahwa Wayang dan Topeng Sakral tersebut dimandatkan kepadanya dari pihak "penguasa" Jawa langsung yang dicuci atau dirawat sesuai dengan weton yakni saat Tumpek Wayang.
"Kadang-kadang kalau ada perasaan sesuatu, kepingin sih Saya nyuci, biar jam berapapun, hari apapun Saya bersihkan. Satu Wayang aja sangat dalam (nilai sejarahnya), maka disini konsepnya Majapahit kan Siwa Sidantha. Maka disini didominankan adalah Wayang Siwa dan Arca Siwa. Arca Siwa-ada bermacam-macam. Ada Arca Siwa Meditasi, Emas Putih Emas Kuning, dan setiap wayang mempunyai peranan masing-masing," katanya.
Bagus Wastika mengaku, tidak bisa mementaskan benda Sakral itu di sembarang tempat, namun pasti akan mementaskan ini di Festival Ulundanu, apalagi merupakan permintaan Bupati Eka. Setelah diusut, Bupati Eka mempunyai garis tentang sejarah Wayang dan Topeng Gajah Mada ini.
"Who is She kan terlihat dari garisnya keatas siapa, seperti yang diceritakan. Kalau tidak begitu tidak mungkin Saya bersedia mementaskan. Karena orang yang tidak mempunyai garis dan sejarah dengan ini, dikasi lihat aja sudah tidak ada tarik menariknya," katanya.
Festival Pangan
Selain rencana festiival itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, juga mengadakan Festival Pangan Lokal B2SA ‘Beragam Bergizi Seimbang dan Aman’, yang dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tabanan, AA. Dalem Tresna Ngurah, di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Rabu (7/8) pagi.
"Kegiatan ini merupakan agenda Nasional yang setiap tahun dilaksanakan dari tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan keberagaman pangan, bergizi dan seimbang dengan memanfaatkan olahan pangan lokal untuk mendorong kreativitas serta memotivasi masyarakat dalam pengembangan olahan lokal yang mempunyai nilai komersial," kata Sekdis Ketahanan Pangan Tabanan, I Made Suganda.
Setelah membuka acara, AA. Dalem Tresna Ngurah, mengatakan kegiatan ini sangatlah penting diadakan di Kabupaten Tabanan, sebagai bahan untuk memacu kreatifas dan memotivasi masyarakat untuk mengkomsumsi pangan lokal yang mengandung gizi berimbang.
"Momentum ini saya anggap sangat penting untuk mendukung terciptanya keseimbangan pangan guna meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengajak masyarakat Tabanan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi yang berimbang,” jelasnya.
Hal ini sangat selaras dengan visi dan misi Kabupaten Tabanan yakni Tabanan yang Serasi, Sejahtera, Aman dan Berprestasi. Saat ini rawan terjadinya penyempitan lahan pertanian, penduduk yang bertambah dan kebutuhan pangan semakin meningkat mengharuskan masyarakat semakin kreatif dan berinovasi dengan pangan lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Wayang dan Topeng Gajah Mada adalah salah satu sarana pemersatu Bangsa di tengah situasi Bangsa Indonesia pasca Hajatan Pesta Demokrasi pada April lalu," katanya di Tabanan, Rabu, tentang festival tahunan milik Kabupaten Tabanan itu.
Oleh karena itu, Bupati Eka bertandang dan mapekeling ke Grya Peling Padang Tegal, Ubud, Gianyar, untuk melakukan ‘atur piuning’ atau mohon restu di kediaman Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, agar diberikan kepercayaan mementaskan kesenian sakral tersebut.
Didampingi Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, AA. Dalem Tresna Ngurah, salah satu anggota DPRD Kabupaten Tabanan, I Nyoman Suadiana serta Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan, I Putu Dian Setiawan, Bupati Eka memohon Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, juga bersedia mementaskan Topeng dan Wayang Emas Mahapatih Gajah Mada Majapahit pada pagelaran Festival Ulundanu 2019.
Menurut Bupati Eka, penting mementaskan seni Wayang dan Topeng Emas Sakral tersebut dengan harapan bisa menebarkan vibrasi positif untuk merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa di bawah bingkai Pancasila. Juga diharapkan dengan pementasannya nanti akan benar-benar dapat membawa Tabanan dan Indonesia pada umumnya ke arah yang lebih baik lagi.
"Ada spirit perjuangan yang besar yang Saya rasakan, bagaimanan kita mempersatukan Nusantara. Jadi, Mahapatih Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya di zaman itu bisa menyatukan Indonesia. Nah artinya sekarang-pun kita harus bisa bersatu . Karena kalau kita sudah bersatu pasti kita akan sejahtera," katanya.
Keinginan luhur Bupati Eka itu disambut baik oleh Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, yang saat itu didampingi oleh sang penari sekaligus Dalang Wayang dan Topeng Emas Sakral tersebut, yakni Bagus Wastika.
Apalagi Festival ini akan menghadirkan Petinggi dan Orang Penting di Indonesia, sehingga bisa menampilkan di mata Dunia bahwa Bali masih memiliki dan sangat menjaga benda-benda Sejarah zaman kerajaan Majapahit.
Bagus Wastika selaku penari sekaligus dalang Seni Sakral tersebut menanggapi dengan serius keinginan dari Bupati Eka. Ia sangat menantikan Bupati Eka meminta izin untuk mementaskan Seni Wayang Topeng Gajah Mada ini di Festival Ulundanu, apalagi Ulundanu merupakan salah satu Cakra Dunia.
"Tanpa disadari dan tanpa Bu Eka meminta untuk mementaskan disana, sebenarnya itu yang Saya tunggu. Ini untuk Dunia, karena salah satu simpul Cakra Dunia itu ada di Bedugul itu. Bukan kita yang menyatakan itu, itu adalah pernyataan praktisi dari spiritual Dunia,” ungkapnya.
Sang dalang juga mengatakan bahwa Wayang dan Topeng Sakral tersebut dimandatkan kepadanya dari pihak "penguasa" Jawa langsung yang dicuci atau dirawat sesuai dengan weton yakni saat Tumpek Wayang.
"Kadang-kadang kalau ada perasaan sesuatu, kepingin sih Saya nyuci, biar jam berapapun, hari apapun Saya bersihkan. Satu Wayang aja sangat dalam (nilai sejarahnya), maka disini konsepnya Majapahit kan Siwa Sidantha. Maka disini didominankan adalah Wayang Siwa dan Arca Siwa. Arca Siwa-ada bermacam-macam. Ada Arca Siwa Meditasi, Emas Putih Emas Kuning, dan setiap wayang mempunyai peranan masing-masing," katanya.
Bagus Wastika mengaku, tidak bisa mementaskan benda Sakral itu di sembarang tempat, namun pasti akan mementaskan ini di Festival Ulundanu, apalagi merupakan permintaan Bupati Eka. Setelah diusut, Bupati Eka mempunyai garis tentang sejarah Wayang dan Topeng Gajah Mada ini.
"Who is She kan terlihat dari garisnya keatas siapa, seperti yang diceritakan. Kalau tidak begitu tidak mungkin Saya bersedia mementaskan. Karena orang yang tidak mempunyai garis dan sejarah dengan ini, dikasi lihat aja sudah tidak ada tarik menariknya," katanya.
Festival Pangan
Selain rencana festiival itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, juga mengadakan Festival Pangan Lokal B2SA ‘Beragam Bergizi Seimbang dan Aman’, yang dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tabanan, AA. Dalem Tresna Ngurah, di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Rabu (7/8) pagi.
"Kegiatan ini merupakan agenda Nasional yang setiap tahun dilaksanakan dari tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan keberagaman pangan, bergizi dan seimbang dengan memanfaatkan olahan pangan lokal untuk mendorong kreativitas serta memotivasi masyarakat dalam pengembangan olahan lokal yang mempunyai nilai komersial," kata Sekdis Ketahanan Pangan Tabanan, I Made Suganda.
Setelah membuka acara, AA. Dalem Tresna Ngurah, mengatakan kegiatan ini sangatlah penting diadakan di Kabupaten Tabanan, sebagai bahan untuk memacu kreatifas dan memotivasi masyarakat untuk mengkomsumsi pangan lokal yang mengandung gizi berimbang.
"Momentum ini saya anggap sangat penting untuk mendukung terciptanya keseimbangan pangan guna meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengajak masyarakat Tabanan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi yang berimbang,” jelasnya.
Hal ini sangat selaras dengan visi dan misi Kabupaten Tabanan yakni Tabanan yang Serasi, Sejahtera, Aman dan Berprestasi. Saat ini rawan terjadinya penyempitan lahan pertanian, penduduk yang bertambah dan kebutuhan pangan semakin meningkat mengharuskan masyarakat semakin kreatif dan berinovasi dengan pangan lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019