Warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tinggal sekitar empat kilometer dari Gunung Tangkuban Parahu, merasakan kabut pekat saat Tangkuban Parahu (Kawah Ratu) meletus dan memuntahkan abu vulkanik pada Jumat sore.
"Tadi pulang ke rumah (di Lembang) jam setengah lima, itu selama delapan tahun tinggal di sini (Lembang) baru kali ini merasakan kabut yang pekat banget," kata Dewiyatini, warga Lembang, ketika dihubungi melalui telepon pada Jumat sore.
Menurut dia, kepulan materi erupsi Gunung Tangkuban Parahu jika dilihat dari rumahnya mengarah ke kawasan timur atau ke Kabupaten Subang.
Dewi menuturkan, kendaraan roda empat yang melaju dari arah Tangkuban Perahu menuju Bandung mayoritas kaca bagian depannya tertutup abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.
"Kalau tadi pas di jalan mobil yang arah ke bawah dari Tangkuban Parahu mau ke Bandung itu semuanya rata-rata kaca depannya penuh pasir atau abu," kata dia.
Dewi menuturkan warga di daerah tempat tinggalnya tidak terlalu panik saat Gunung Tangkuban Parahu meletus.
"Alhamdulillah warga tidak terlalu panik, tetap tenang, cuma memang kabutnya pekat sekali tadi yang saya rasakan. Kebetulan kalau dari rumah masih terhalang oleh Gunung Putri, tapi kata tetangga saat erupsi terlihat jelas kepulannya," kata dia.
Dewi mengatakan bahwa dia dan warga sekitar tempat tinggalnya di Lembang khawatir jika erupsi Gunung Tangkuban Parahu berdampak pada Sesar Lembang.
"Sebenarnya kalau soal erupsinya karena pernah terjadi maka warga tidak khawatir tapi yang dikhawatirkan adalah kalau keterusan (erupsi), bukan soal gunungnya tapi soal (dampak ke) sesar lembang," kata dia.
Gunung Tangkuban Parahu (Kawah Ratu) meletus dan memuntahkan abu vulkanik dengan tinggi kolom abu lebih kurang 200 meter dari atas puncak atau lebih kurang 2.284 meter di atas permukaan laut pada Jumat pukul 15.48 WIB.
Menurut hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, kolom abu tebal dan berwarna kelabu itu condong ke arah timur laut dan selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Tadi pulang ke rumah (di Lembang) jam setengah lima, itu selama delapan tahun tinggal di sini (Lembang) baru kali ini merasakan kabut yang pekat banget," kata Dewiyatini, warga Lembang, ketika dihubungi melalui telepon pada Jumat sore.
Menurut dia, kepulan materi erupsi Gunung Tangkuban Parahu jika dilihat dari rumahnya mengarah ke kawasan timur atau ke Kabupaten Subang.
Dewi menuturkan, kendaraan roda empat yang melaju dari arah Tangkuban Perahu menuju Bandung mayoritas kaca bagian depannya tertutup abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.
"Kalau tadi pas di jalan mobil yang arah ke bawah dari Tangkuban Parahu mau ke Bandung itu semuanya rata-rata kaca depannya penuh pasir atau abu," kata dia.
Dewi menuturkan warga di daerah tempat tinggalnya tidak terlalu panik saat Gunung Tangkuban Parahu meletus.
"Alhamdulillah warga tidak terlalu panik, tetap tenang, cuma memang kabutnya pekat sekali tadi yang saya rasakan. Kebetulan kalau dari rumah masih terhalang oleh Gunung Putri, tapi kata tetangga saat erupsi terlihat jelas kepulannya," kata dia.
Dewi mengatakan bahwa dia dan warga sekitar tempat tinggalnya di Lembang khawatir jika erupsi Gunung Tangkuban Parahu berdampak pada Sesar Lembang.
"Sebenarnya kalau soal erupsinya karena pernah terjadi maka warga tidak khawatir tapi yang dikhawatirkan adalah kalau keterusan (erupsi), bukan soal gunungnya tapi soal (dampak ke) sesar lembang," kata dia.
Gunung Tangkuban Parahu (Kawah Ratu) meletus dan memuntahkan abu vulkanik dengan tinggi kolom abu lebih kurang 200 meter dari atas puncak atau lebih kurang 2.284 meter di atas permukaan laut pada Jumat pukul 15.48 WIB.
Menurut hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, kolom abu tebal dan berwarna kelabu itu condong ke arah timur laut dan selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019