Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengadakan "Workshop Knowledge Sharing" pembangunan daerah yang diikuti 54 Bappeda provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia di Bali.
Kepala Sub Direktorat Pemantauan Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah Wilayah IV Bappenas Andi Setyo Pambudi di Denpasar, Rabu, mengatakan pihaknya sengaja melakukan kegiatan di Bali. Selain melakukan lokakarya, para peserta dapat melihat objek-objek pembangunan dan objek pariwisata, salah satunya penataan Tukad (Sungai) Badung, Kota Denpasar.
Ia mengatakan penataan Tukad Badung adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan. Ini salah satu untuk pembelajaran dan pengetahuan kepada masyarakat dalam menjaga lingkungan tetap bersih.
Penataan juga bertujuan untuk menciptakan agar sungai tertata rapi dan bebas dari sampah sepanjang 800 meter melintasi Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Dari inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2019 peringkat II Tingkat Nasional.
Selain itu pembangunan Tukad Badung langsung dikelola oleh Pemkot Denpasar, karena kriteria dari pembangunan daerah adalah dilakukan oleh pemerintah daerah itu sendiri.
"Saya kira pembangunan ini cukup berhasil, masyarakat mendapatkan manfaatnya, penataan lingkungannya juga lebih rapi, bagus dan sampah bisa di atasi, sehingga kehidupan seperti ikan bisa kembali seperti semula.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Denpasar I Putu Wisnu Wijaya Kusuma memperkenalkan dan menjelaskan secara detail tentang proses pembangunan Tukad Badung kepada seluruh rombongan dari Bappenas.
Ia mengatakan pembangunan secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dikatakannya pembangunan di Kota Denpasar dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Pemerintah Kota Denpasar tahun 2016-2021, yaitu "Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan”.
Wisnu Wijaya mengatakan visi Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016-2021 dijabarkan dalam 16 sasaran dan 29 indikator sasaran. Reduksi sampah menjadi salah satu indikator sasaran yang ditetapkan.
"Maka dari itu revitalisasi menjadi salah satu cara kami untuk menata sungai menjadi bersih dan rapi serta bebas dari sampah plastik," ucapnya.
Inovasi Penataan Tukad Badung, kata Wisnu Wijaya mengantarkan Pemerintah Kota Denpasar meraih Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2019. Selain itu seluruh Bappeda provinsi, kabupaten/Kota hari ini bisa mengunjungi Tukad Badung.
Dengan kunjungan ini, ia mengaku nama Kota Denpasar semakin dikenal di tingkat nasional. "Dengan kunjungan ini kami harapkan penataan Tukad Badung bisa diterapkan di daerah lain. Semakin banyak perhatian terhadap lingkungan khususnya sungai, maka sampah plastik dari hulu ke hilir bisa di atasi dengan baik," katanya.
Wisnu Wijaya lebih lanjut menjelaskan yang paling unik dari Tukad Badung adalah di apit dua pasar tradisonal. Dengan merevitalisasi sungai seperti ini masyarakat akan semakin enggan untuk membuang sampah ke sungai, karena yang disasar pemerintah provinsi adalah bagaimana mengubah prilaku masyarakat dengan contoh pembangunan yang baik seperti ini.
Ia mengharapkan agar Denpasar terus melakukan inovasi, sehingga nantinya meraih peringkat pertama dalam Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kepala Sub Direktorat Pemantauan Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah Wilayah IV Bappenas Andi Setyo Pambudi di Denpasar, Rabu, mengatakan pihaknya sengaja melakukan kegiatan di Bali. Selain melakukan lokakarya, para peserta dapat melihat objek-objek pembangunan dan objek pariwisata, salah satunya penataan Tukad (Sungai) Badung, Kota Denpasar.
Ia mengatakan penataan Tukad Badung adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan. Ini salah satu untuk pembelajaran dan pengetahuan kepada masyarakat dalam menjaga lingkungan tetap bersih.
Penataan juga bertujuan untuk menciptakan agar sungai tertata rapi dan bebas dari sampah sepanjang 800 meter melintasi Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Dari inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2019 peringkat II Tingkat Nasional.
Selain itu pembangunan Tukad Badung langsung dikelola oleh Pemkot Denpasar, karena kriteria dari pembangunan daerah adalah dilakukan oleh pemerintah daerah itu sendiri.
"Saya kira pembangunan ini cukup berhasil, masyarakat mendapatkan manfaatnya, penataan lingkungannya juga lebih rapi, bagus dan sampah bisa di atasi, sehingga kehidupan seperti ikan bisa kembali seperti semula.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Denpasar I Putu Wisnu Wijaya Kusuma memperkenalkan dan menjelaskan secara detail tentang proses pembangunan Tukad Badung kepada seluruh rombongan dari Bappenas.
Ia mengatakan pembangunan secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dikatakannya pembangunan di Kota Denpasar dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Pemerintah Kota Denpasar tahun 2016-2021, yaitu "Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan”.
Wisnu Wijaya mengatakan visi Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016-2021 dijabarkan dalam 16 sasaran dan 29 indikator sasaran. Reduksi sampah menjadi salah satu indikator sasaran yang ditetapkan.
"Maka dari itu revitalisasi menjadi salah satu cara kami untuk menata sungai menjadi bersih dan rapi serta bebas dari sampah plastik," ucapnya.
Inovasi Penataan Tukad Badung, kata Wisnu Wijaya mengantarkan Pemerintah Kota Denpasar meraih Penghargaan Pembangunan Daerah tahun 2019. Selain itu seluruh Bappeda provinsi, kabupaten/Kota hari ini bisa mengunjungi Tukad Badung.
Dengan kunjungan ini, ia mengaku nama Kota Denpasar semakin dikenal di tingkat nasional. "Dengan kunjungan ini kami harapkan penataan Tukad Badung bisa diterapkan di daerah lain. Semakin banyak perhatian terhadap lingkungan khususnya sungai, maka sampah plastik dari hulu ke hilir bisa di atasi dengan baik," katanya.
Wisnu Wijaya lebih lanjut menjelaskan yang paling unik dari Tukad Badung adalah di apit dua pasar tradisonal. Dengan merevitalisasi sungai seperti ini masyarakat akan semakin enggan untuk membuang sampah ke sungai, karena yang disasar pemerintah provinsi adalah bagaimana mengubah prilaku masyarakat dengan contoh pembangunan yang baik seperti ini.
Ia mengharapkan agar Denpasar terus melakukan inovasi, sehingga nantinya meraih peringkat pertama dalam Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019