Forum Olahraga Rekreasi Indonesia (Formi) Kota Denpasar, Bali secara berkelanjutan mengadakan "workshop" atau lokakarya permainan tradisional dalam upaya melestarikan olahraga tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram di Denpasar, Kamis mengatakan olahraga atau permainan tradisional tersebut harus dilestarikan sebagai aset kebudayaan.

Bagus Mataram menjelaskan keberadaan permainan tradisional merupakan elemen penting dalam pergaulan. Dimana, melalui permainan ini beragam komunikasi dapat tercipta.

Selain fokus kepada olahraga prestasi yang keberadaannya terus berkembang, olahraga rekreasi dan permainan tradisional harus terus dilestarikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian permainan sebagai kearifan lokal masyarakat.

Oleh karena itu, pelaksanaan lokakarya (workshop) ini dapat memberikan edukasi guna menjaga kelestarian olahraga permainan tersebut. "Tentunya kami berharap dari workshop ini menjadi ajang pembentukan karakter serta menjadi kegiatan edukasi dan pelestarian permainan tradisional," ujarnya.

Ia mengatakan kini olahraga rekreasi yang sebagian besar memfasilitasi permainan tradisional ini telah dikompetisikan, mulai dari tingkat kota hingga nasional, bahkan hingga kancah internasional, dari sinilah diharapkan atlet-atlet Formi terus tumbuh untuk mendukung kemajuan dan pelestarian permainan tradisional.

Ketua Panitia Lokakarya, I Ketut Sudana menjelaskan bahwa "workshop" permainan tradisional ini digelar selama dua hari hingga Jumat (10/5). Beragam narasumber profesional dihadirkan, yakni Made Taro, I Made Warkita, I Made Darta, I Komang Sucipta Banyuning, Farid Ahmad dan I Gede Tarmada.

Sebanyak 75 peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut, yakni para guru olahraga sekolah menengah pertama (SMP) se-Kota Denpasar.

Ngurah Mataram menambahkan pelaksanaan "workshop" ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang permainan tradisional yang kini telah menjadi kompetisi nasional dan internasional. Sehingga, nantinya tidak terjadi salah persepsi baik itu tentang aturan, cara main, dan tata tertib.

"Kami berharap seluruh guru olahraga yang telah mendapat pelatihan ini agar dapat menjadikan permainan tradisional sebagai kurikulum yang sesuai dengan standar nasional dan internasional," ujarnya.

Permainan tradisional yang menjadi fokus pelaksanaan workshop, di antaranya cabang olahraga Permainan Hadang (Gala-gala), Permainan Deduplak, Permainan Tajog, dan Permainan Terompah.

"Selain menjadi ajang untuk penyamaan persepsi tentang permainan, workshop ini juga menjadi kegiatan pelestarian permainan tradisional," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019