Batusangkar (Antara Bali) - "Jawi" (sapi) yang dihiasi dengan pakaian dan "suntiang" (sunting) ikut dilombakan pada "alek pacu jawi" atau pesta balapan sapi di hamparan sawah Jorong Gurun, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanahdatar Alfian Jamrah pada penutupan "alek pacu jawi" itu, Sabtu (1/10), mengatakan, sapi yang didandani dengan berbagai pernak pernik adat dan budaya setempat sudah menjadi tradisi masyarakat.

Menurut dia, "alek pacu jawi" sangat penting untuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat agar tidak punah serta untuk menyatukan anak nagari (pemuda desa) dalam meningkatkan sektor pariwisata di daerah.

"'Alek pacu jawi' ini mempunyai dampak positif bagi perekonomian dan sosial budaya masyarakat yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Lebih kurang 500 orang datang untuk menyaksikan balapan ini," katanya.

Wali Nagari Gurun Darlis Duli mengatakan, "alek pacu jawi" dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat. Saat itu masyarakat dapat menjual berbagai jenis makanan dan minuman serta barang mainan dan cideramata.

"Disamping itu, bagi peternak sapi juga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Setiap sapi pacuan akan punya nilai jual yang tinggi dibanding sapi biasa," katanya.

"Alek pacu jawi" saat ini tidak lagi hanya milik masyarakat Tanahdatar saja, tapi sudah mendunia. Pihaknya berharap masyarakat dapat mempertahankan tradisi tersebut dan tidak terpengaruh dengan budaya asing.

Kegiatan "pacu jawi" telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi sarana hiburan yang ditunggu-tunggu masyarakat. Kegiatan itu dipadukan dengan tradisi masyarakat berupa arak-arakan pembawa dulang dan sapi-sapi terbaik yang didandani "suntiang" (sunting) dan pakaian.

Selain "pacu jawi", masyarakat juga dihibur kesenian tradisi anak nagari seperti "gendang tasa" dan "talempong pacik" serta permainan anak-anak. Pada saat itu juga digelar pertandingan layang-layang yang diikuti ratusan orang.

Kegiatan yang sudah menjadi kalender pariwisata Tanahdatar itu juga disaksikan perantau dan puluhan fotografer lokal dan nasional, serta wisatawan dari Hongkong dan Korea. *

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011