Pemerintah Indonesia bersama Australia melakukan latihan bersama penanganan kecelakaan di perairan (search and rescue), di Perairan Selatan Pulau Bali, selama dua hari (26-27 Maret 2019).

Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Didi Hamzar, di Denpasar, Selasa mengatakan tujuan kegiatan ini guna melatih dan meningkatkan kemampuan petugas Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan RCC Australia dalam upaya mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi SAR bersama yang terjadi di daerah perbatasan.

"Kegiatan ini juga sebagai upaya penerapan prosedur yang telah dipersetujui bersama dan meningkatkan kesiapan fasilitas dan komunikasi kedua negara," ujar Didi.

Ia mengharapkan kegiatan ini dapat memantapkan kesiapan dalam menangani kecelakaan pelayaran ataupun penerbangan, khususnya di perairan yang posisinya berbatasan antara Indonesia dan Australia.

"Kegiatan ini memiliki peranan penting untuk eksistensi Indonesia terutama di bidang SAR," katanya.

Ia menjelaskan SAR merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi sehingga misi SAR dapat menyelamatkan jiwa semaksimal mungkin, mengingat Bali adalah salah satu tujuan pariwisata domestik dan mancanegara.

Kegiatan yang menerjunkan kekuatan sarana dan prasarana utama dari kedua belah pihak dan latihan SAR antara dua negara tetangga ini sudah sering kali dilakukan dan memilih lokasi yang menyesuaikan dengan posisi wilayah yang berbatasan langsung dengan Australia.

Dalam acara itu, ada tiga orang perwakilan AMSA, RCC Australia yang turut hadir dalam pembukaan latihan tersebut.

Untuk hari kedua, latihan SAR akan disimulasikan penanganan kecelakaan di perairan, dimana skenarionya akan ada sebuah kapal bernama "Happy Ocean" berangkat dari Darwin menuju Nusa Penida dengan POB delapan orang warga negara Australia yang memancarkan distress signal dan ditangkap oleh Australia RCC.

Berdasarkan laporan diketahui bahwa kapal terkena badai petir dan mengalami kebocoran diruang dek kapal dan seluruh POB menggunakan life jacket dan meminta dievakuasi.

Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan kepada Basarnas Command Center (BCC), karena wilayah kejadian masuk dalam wilayah kerja dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, sehingga dilakukan upaya penyelamatan dengan melakukan aksi berupa pengerahan personil dan alat utama KN SAR Arjuna.

Tidak hanya pengerahan dari kekuatan SAR laut, tim udara juga digerakkan menuju posisi kecelakaan kapal, dimana RCC Australia menerbangakan Challenger Aircraft untuk melakukan pencarian melalui pantauan udara.

Seluruh rangkaian simulasi dapat langsung dipantau dari BCC yang berada di Kantor Basarnas Pusat ataupun Kantor RCC Australia. Dengan tehknologi "live video streaming", kondisi realtime di lokasi dapat dipantau dimana saja sesuai dengan kebutuhan untuk digunakan saat operasi SAR yang sesungguhnya.

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019