Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Budi P Saragih menyerukan toleransi menjelang dan saat perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1941.
Hal itu ia sampaikan saat memimpin apel kesiapan pengamanan Hari Raya Nyepi, yang diikuti anggota kepolisian, TNI serta institusi terkait lainnya di Mapolres Jembrana, Bali, Sabtu.
"Selama ini toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jembrana saya tinggi dan patut kita banggakan. Meskipun masyarakat sini heterogen, tidak pernah terjadi gesekan-gesekan yang memicu konflik pada setiap hari raya, yang kami harapkan juga berlaku saat Hari Raya Nyepi," katanya.
Menurut dia, kerukunan antar umat beragama ini menjadi modal dan dasar penting bagi keamanan serta ketertiban, yang harus dipertahankan oleh segenap masyarakat Kabupaten Jembrana.
Terkat pawai ogoh-ogoh yang ada di setiap desa adat, ia menyatakan dukungannya karena merupakan pelestarian budaya, namun minta kepada tokoh adat, agama serta pemuda yang mengarak ogoh-ogoh untuk mengatur waktu dan tempat perlintasan pawai itu, agar tidak terjadi benturan antar banjar adat.
"Selain itu jangan mengkonsumsi minuman keras saat mengarak ogoh-ogoh, karena hal itu bisa menyebabkan hilangnya kesadaran yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan," katanya.
Ia berharap momentum Hari Raya Nyepi bisa memperkokoh toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jembrana, sehingga situasi daerah ini tetap kondusif.
Kepada aparat keamanan, ia menegaskan pengamanan yang dilakukan merupakan tugas dari negara dan seluruh rakyat Indonesia, untuk menjamin aman dan lancarnya Hari Raya Nyepi.
Selain Polri dan TNI, apel pengamanan ini juga diikuti Satpol PP, pecalang (keamanan adat), Barisan Serba Guna (Banser) NU Jembrana, Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan serta instansi terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Hal itu ia sampaikan saat memimpin apel kesiapan pengamanan Hari Raya Nyepi, yang diikuti anggota kepolisian, TNI serta institusi terkait lainnya di Mapolres Jembrana, Bali, Sabtu.
"Selama ini toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jembrana saya tinggi dan patut kita banggakan. Meskipun masyarakat sini heterogen, tidak pernah terjadi gesekan-gesekan yang memicu konflik pada setiap hari raya, yang kami harapkan juga berlaku saat Hari Raya Nyepi," katanya.
Menurut dia, kerukunan antar umat beragama ini menjadi modal dan dasar penting bagi keamanan serta ketertiban, yang harus dipertahankan oleh segenap masyarakat Kabupaten Jembrana.
Terkat pawai ogoh-ogoh yang ada di setiap desa adat, ia menyatakan dukungannya karena merupakan pelestarian budaya, namun minta kepada tokoh adat, agama serta pemuda yang mengarak ogoh-ogoh untuk mengatur waktu dan tempat perlintasan pawai itu, agar tidak terjadi benturan antar banjar adat.
"Selain itu jangan mengkonsumsi minuman keras saat mengarak ogoh-ogoh, karena hal itu bisa menyebabkan hilangnya kesadaran yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan," katanya.
Ia berharap momentum Hari Raya Nyepi bisa memperkokoh toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jembrana, sehingga situasi daerah ini tetap kondusif.
Kepada aparat keamanan, ia menegaskan pengamanan yang dilakukan merupakan tugas dari negara dan seluruh rakyat Indonesia, untuk menjamin aman dan lancarnya Hari Raya Nyepi.
Selain Polri dan TNI, apel pengamanan ini juga diikuti Satpol PP, pecalang (keamanan adat), Barisan Serba Guna (Banser) NU Jembrana, Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan serta instansi terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019