Presiden Joko Widodo mengatakan Nahdlatul Ulama menjadi organisasi yang terdepan dalam mencegah pihak yang hendak mengganti ideologi negara, Pancasila.
"Sejarah membuktikan jamiah Nahdlatul Ulama selalu berada di garis depan bukan saja dalam merebut kemerdekaan, namun juga dalam menjaga keutuhan kesatuan RI," kata Presiden dalam sambutannya saat menghadiri Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kota Banjar, Jawa Barat pada Rabu.
Menurut Presiden, Pancasila bagi Nadhlatul Ulama adalah solusi kebangsaan sebagai konsesus berbangsa dan bernegara sejak kemerdekaan.
Kepala Negara menambahkan Indonesia juga merupakan negara kesepakatan yang dibangun untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam acara itu Presiden juga mengisahkan pengalamannya ketika bertemu Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani yang bercerita mengenai perang di negaranya.
Jokowi menjelaskan kerugian karena peperangan paling besar dialami oleh perempuan dan anak-anak.
"Apa yang ingin saya sampaikan dari pesan yang disampaikan Ibu Rula Ghani, kalau sudah terjadi perang, mempersatukannya sangat sulit," tegas Jokowi.
Kepala Negara meminta masyarakat terus menjaga persatuan dan kesatuan dan menyelesaikan konflik sekecil apapun.
"Saya titip jangan sampai karena urusan pilihan bupati, urusan wali kota, urusan pilihan gubernur, urusan pilpres, kita ini tidak merasa sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Hati-hati kalau sudah ada rasa seperti itu," demikian Presiden. (ed)
Baca juga: Presiden kunjungan kerja ke Banjar dan Tasikmalaya
Baca juga: Lantunan solawat sambut kedatangan Jokowi di Munas Alim Ulama dan Konbes NU
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Sejarah membuktikan jamiah Nahdlatul Ulama selalu berada di garis depan bukan saja dalam merebut kemerdekaan, namun juga dalam menjaga keutuhan kesatuan RI," kata Presiden dalam sambutannya saat menghadiri Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kota Banjar, Jawa Barat pada Rabu.
Menurut Presiden, Pancasila bagi Nadhlatul Ulama adalah solusi kebangsaan sebagai konsesus berbangsa dan bernegara sejak kemerdekaan.
Kepala Negara menambahkan Indonesia juga merupakan negara kesepakatan yang dibangun untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam acara itu Presiden juga mengisahkan pengalamannya ketika bertemu Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani yang bercerita mengenai perang di negaranya.
Jokowi menjelaskan kerugian karena peperangan paling besar dialami oleh perempuan dan anak-anak.
"Apa yang ingin saya sampaikan dari pesan yang disampaikan Ibu Rula Ghani, kalau sudah terjadi perang, mempersatukannya sangat sulit," tegas Jokowi.
Kepala Negara meminta masyarakat terus menjaga persatuan dan kesatuan dan menyelesaikan konflik sekecil apapun.
"Saya titip jangan sampai karena urusan pilihan bupati, urusan wali kota, urusan pilihan gubernur, urusan pilpres, kita ini tidak merasa sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Hati-hati kalau sudah ada rasa seperti itu," demikian Presiden. (ed)
Baca juga: Presiden kunjungan kerja ke Banjar dan Tasikmalaya
Baca juga: Lantunan solawat sambut kedatangan Jokowi di Munas Alim Ulama dan Konbes NU
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019