Denpasar (Antaranews Bali) - Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali Utami Dwi Suryadi mengharapkan kaum perempuan tidak saja sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga ikut berperan aktif dalam politik.

"Sebagai kaum perempuan harus ikut serta aktif dalam dunia politik, sebab langkah ini bagian dari perjuangan untuk kesetaraan gender," kata Utami Suryadi saat menjadi narasumber acara "Pelatihan Calon Legislatif Perempuan Kota Denpasar Menjelang Pemilu 2019" kerjasama Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Kependudukan KB Denpasar dengan Bali Sruti di Denpasar, Jumat.

Utami Suryadi mengatakan dalam kegiatan pelatihan tersebut mengharapkan para calon legislatif (caleg) perempuan agar mampu berbagi pengalaman dan menimpa pengetahuan untuk dapat menarik simpati para pemilih.

"Memang perjuangan perempuan dalam kancah politik cukup berat, karena ada berbagai hambatan untuk memuluskan menjadi caleg bahkan meraih kursi di legislatif," ucap politikus Partai Demokrat.

Menurut dia, hambatan tersebut akan bisa dilalui jika masing-masing perempuan mempunyai strategi, dan bisa mengatur waktu untuk kepentingan rumah tangga, termasuk bersosialisasi terhadap lingkungan.

"Tentunya dalam hal ini bagi caleg perempuan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga perjuangan dan tujuan kesetaraan gender bisa terwujud," ucapnya.

Utami Suryadi mengatakan jika sebagai caleg perempuan harus mempunyai rasa optimistis dan keyakinan untuk dapat bisa memenangkan dalam meraih suara agar bisa duduk di lembaga legislatif.

"Caleg perempuan harus mempunyai keyakinan untuk dapat meraih suara. Selain itu harus selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan kemudahan dalam beraktivitas," ujar anggota DPRD Bali dua periode ini.

Sementara itu, pengamat politik yang juga Direktur Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu mengatakan peluang kuota 30 persen bagi caleg perempuan harus mampu diisi. Karena dengan terisinya kuota perempuan di legislatif akan dapat memperjuangan kepentingan dan aspirasi yang selama ini mungkin ada hambatan.

"Jika dari kuota perempuan 30 persen di legislatif bisa terisi, maka semua aspirasi akan bisa diperjuangkan untuk dapat diwujudkan," ujarnya.

Walau sudah tersedia kuota 30 persen di kursi legislatif, kata dia, sampai saat ini belum bisa dipenuhi, karena pada Pemilu Legislatif caleg perempuan kebanyakan gagal.

"Padahal dari rasio pemilih pada pelaksanaan setiap pemilu, kaum perempuan lebih banyak dibanding laki. Terhadap kenyataan itu, maka kaum perempuan semestinya mendukung dan memberikan kepercayaan terhadap caleg perempuan itu sendiri," kata dosen Universitas Ngurah Rai Denpasar.

Kegiatan pelatihan bagi caleg perempuan Kota Denpasar tersebut digelar selama dua hari hingga Sabtu (9/2) dengan melibatkan narasumber yang berkompeten, antara lain dari unsur KPU, LSM, Bawaslu dan anggota DPRD setempat. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019